Kisah Pilu Pria Cari Jasad Istrinya Selama 13 Tahun, Sampai Menyelam ke Dasar Laut

MALE INSPIRE.id – Sekitar 13 tahun lalu, tepatnya pada 11 Maret 2011, gempa dengan magnitudo 9,1 menghantam Honshu, Jepang.

Gempa bumi itu menyebabkan tsunami dahsyat yang menerjang sebagian besar pantai timur laut di negara tersebut. Akibatnya, sekitar 18.000 korban meninggal dunia, dan 2.500 orang dinyatakan hilang sampai saat ini.

Yasuo Takamatsu (67 tahun) menjadi salah satu korban yang selamat. Nahas, istrinya Yuko Takamatsu turut dinyatakan hilang akibat tsunami.

Baca juga: Sekelumit Kisah di Balik Baklava, Camilan Lebaran Timur Tengah

Hingga kini, jasad istrinya tidak kunjung ditemukan. Meskipun begitu, Yasuo tak kenal lelah mencari jenazah istrinya dengan cara menyelam ke dasar lautan.

Belajar menyelam demi menemukan jasad sang istri

Seperti dilaporkan Good, sebelum memutuskan untuk mencari jasad istrinya, Yasuo mengambil pelajaran menyelam pada September 2013.

Ia menyadari, mencari mayat di kedalaman laut bukan perkara yang mudah. Bahkan, banyak orang yang berusaha melarang Yasuo untuk melakukan rencana itu.

Yasuo juga memahami bahwa menemukan jasad Yuko di lautan lepas sama sulitnya seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Namun, Yasuo tetap pada pendiriannya.

“Pada usia 56 tahun, alasan saya tertarik belajar menyelam adalah karena saya berusaha mencari istri saya di laut,” tutur pria itu.

Tidak mudah bagi Yasuo belajar menyelam di usia senja. Namun, itu semua dia lakukan demi menemukan tubuh istrinya.

“Saya tidak punya pilihan selain terus mencarinya. Saya merasa paling dekat dengannya di lautan,” sambung Yasuo.

Baca juga: Starbucks Indonesia dan The Starbucks Foundation Memberikan Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Ia sudah melakukan ratusan penyelaman ke dasar laut untuk menemukan Yuko sampai hari ini. Sayangnya, ia belum bisa melacak sisa-sisa jasad istrinya.

Dalam sebuah wawancara untuk film pendek The Diver, Yasuo mengatakan bahwa dirinya sangat ingin menemukan sisa-sisa tubuh sang istri.

“Saya juga merasa bahwa dia mungkin tidak akan pernah ditemukan karena lautan terlalu luas, tapi saya harus terus mencari.”

Untuk misi pencarian Yuko, Yasuo dibantu oleh instruktur selam Masayoshi Takahashi sejak tahun 2014. Masayoshi memimpin penyelaman dengan sukarela untuk mencari korban tsunami Jepang yang hilang.

Baca juga: Banyak Pria jadi Hikikomori, apa Penyebabnya?

Sempat menemukan ponsel istrinya

Sementara itu, dikutip laman Unilad, Yasuo mengaku telah mencari jasad istrinya di darat selama 2,5 tahun sebelum memutuskan mencarinya di dasar laut.

Selama pencarian di darat, Yasuo sempat menemukan ponsel milik istrinya di tempat parkir lokasi Yuko bekerja, tepat beberapa bulan setelah tsunami terjadi.

Di dalam ponsel tersebut, terdapat pesan terakhir dari Yuko yang berbunyi, “Apakah kamu baik-baik saja? Saya ingin pulang.”

Pesan lainnya yang belum terkirim adalah tulisan Yuko yang mencoba memberi tahu Yasuo bahwa telah terjadi tsunami.

“Tsunami adalah bencana,” tulis dia.

Ketika tsunami terjadi, Yuko tengah bekerja di sebuah bank, sedangkan Yasuo bersama ibu mertuanya di rumah sakit. Ia tidak diizinkan kembali ke kota saat tsunami melanda.

Awal pertemuan Yasuo dan Yuko

Sebagaimana diberitakan NY Times, suami istri itu pertama kali bertemu pada tahun 1988 ketika Yuko masih berusia 25 tahun.

Saat itu, Yuko merupakan karyawan di 77 Bank di Onagawa, sementara Yasuo adalah prajurit di Pasukan Bela Diri Darat Jepang.

Sejak pertama kali bertemu, keduanya sudah saling jatuh cinta. Yasuo menggambarkan Yuko sebagai orang yang lembut dengan senyum yang menawan, dan rendah hati. Yuko selalu tertarik dengan musik klasik dan memiliki bakat melukis.

Diangkat ke film dokumenter

Tetsuya Takagi, ahli patologi forensik di Tohoku Medical and Pharmaceutical University di Sendai, Jepang mengatakan bahwa menemukan jasad manusia di kedalaman laut sangat sulit.

“Jika ada benda yang dibawa ke laut dan menghilang, sulit untuk mengatakan apa yang akan terjadi padanya,” kata Takagi, dilansir laman Good.

“Tidak ada seorang pun yang benar-benar tahu bagaimana laut bergerak atau mengalir.”

Ada kemungkinan sebuah benda yang ditarik ke kedalaman laut akan tetap berada di sana. Benda itu juga bisa mengapung melintasi Samudra Pasifik dan muncul di Hawaii.

Namun, lain halnya dengan tubuh manusia. Tubuh manusia yang berada di laut sebagian besar akan menjadi lunak.

“Kulit manusia akan terkelupas, zat yang disebut lilin kuburan yang membuatnya menjadi keras seperti plester,” tambah Takagi.

Kisah Yasuo dan Yuko diangkat dalam sebuah film dokumenter yang diputar di berbagai festival film. Film itu berjudul Nowhere to Go but Everywhere, yang disutradarai Erik Shirai dan Masako Tsumura.

1 Trackback / Pingback

  1. Sejarah Hari Ayah Sedunia, Diperingati Setiap Minggu Ketiga bulan Juni - Male Inspire

Leave a Reply