Makan Telur Terlalu Banyak, Kenali Risikonya

Japan Omelet omelette plate food. AI generated Image by rawpixel.

MALE INSPIRE.id – Telur adalah salah satu produk hewani yang mengandung protein dan sering menjadi menu utama saat sarapan.

Sebagian orang memilih makan telur karena harganya yang relatif terjangkau ketimbang protein hewani lainnya, seperti daging.

Walaupun bermanfaat untuk tubuh, telur sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Baca juga: No Sugar Diet Viral, Haruskah Asupan Gula Dihentikan Total?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyarankan, konsumsi telur idealnya satu butir sehari atau tiga butir dalam satu minggu.

Apa yang terjadi pada tubuh apabila makan telur terlalu banyak?

Tanda tubuh kelebihan makan telur

Seperti dikutip laman Healthshots, tanda tubuh kelebihan mengonsumsi telur bisa terlihat dari berbagai gejala seperti:

  • Sakit perut
  • Perut kembung
  • Sindrom iritasi usus besar (IBS) seperti diare
  • Sembelit
  • Reaksi alergi dan gatal
  • Ruam pada kulit
  • Hidung berair atau tersumbat
  • Mata memerah
  • Pusing
  • Sesak napas

Baca juga: Lewatkan Sarapan Selama Satu Bulan, Apa Dampaknya bagi Tubuh?

Efek samping makan telur berlebihan

Inilah beberapa potensi efek samping terlalu banyak makan telur untuk kesehatan:

1. Kolesterol melonjak

Para ahli percaya kolesterol dalam kuning telur secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan kolesterol dalam darah.

Satu butir telur mengandung jumlah kolesterol yang tinggi, yakni sekitar 190 miligram, dikutip laman Eat This, Not That!

Kandungan tersebut mencapai lebih dari 60 persen dari batas harian yang ditetapkan Dietary Guidelines for Americans, yakni 300 miligram.

Mengonsumsi beberapa butir telur per hari akan dengan cepat melampaui batas kolesterol harian.

2. Meningkatkan risiko penyakit jantung

Studi pada 2019 yang diikuti hampir 30.000 orang di Amerika Serikat (AS) selama 17 tahun meneliti kaitan antara asupan telur dengan risiko penyakit jantung.

Hasilnya, orang yang mengonsumsi kolesterol dalam telur menghadapi risiko penyakit jantung sedikit lebih tinggi.

Edwina Raj, Kepala Layanan Klinik Nutrisi dan Diet Rumah Sakit Aster CMI, Bengaluru, India mengatakan, respons individu terhadap konsumsi telur bervariasi.

Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, gangguan ginjal, atau penyakit jantung sebaiknya berkonsultasi kepada dokter untuk menentukan batasan konsumsi telur.

Baca juga: 5 Efek Samping Madu bagi Kesehatan

3. Berisiko terkena diabetes

Ada kemungkinan mengonsumsi telur dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis, seperti diabetes.

Studi tahun 2009 yang dimuat dalam jurnal Diabetes Care menyimpulkan, individu yang mengonsumsi lebih dari tujuh telur per minggu berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang mengonsumsi lebih sedikit.

Studi lain menemukan, mengonsumsi telur sebenarnya dapat meningkatkan kendali gula darah dan sensitivitas insulin pada orang dengan pradiabetes dan tipe 2.

Maka dari itu, Asosiasi Diabetes Amerika merekomendasikan telur sebagai salah satu sumber protein dan perlu divariasikan dengan asupan lainnya.

Tapi, studi lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan apakah telur benar-benar dapat meningkatkan risiko diabetes.

4. Berat badan bertambah

Sarapan dengan telur dan makanan berat seperti sosis, kentang goreng, panekuk manis, dan kopi yang diberi tambahan krim serta gula akan meningkatkan berat badan.

Kita mungkin menyadari berat badan bertambah apabila sarapan telur dan asupan tinggi kalori lain menjadi kebiasaan sehari-hari.

Demi menjaga kesehatan dan berat badan optimal, cobalah imbangi konsumsi telur dengan makanan yang rendah kalori seperti bayam segar, potongan paprika, atau irisan tomat.

Sayuran yang dikonsumsi bersama telur akan menambahkan antioksidan dengan kalori yang jauh lebih sedikit.