Manfaat dan Efek Samping Video Game bagi Otak

MALE INSPIRE.idVideo game menawarkan banyak petualangan, dan banyak dari kita yang menjadikan video game sebagai hobi atau sarana untuk mengisi waktu senggang.

Beberapa video game semacam Tetris, atau Candy Crush Saga yang lebih modern adalah permainan mengasah otak yang memerlukan strategi khusus agar bisa diselesaikan.

Kita ambil contoh lain yang lebih kompleks, yaitu NieR: Automata hasil kolaborasi antara Square Enix dan PlatinumGames yang memiliki jalan cerita dan grafis mengesankan.

Baca juga: 5 Rekomendasi Rhythm Game yang Wajib Anda Coba

Dalam video game itu, pemain ditempatkan sebagai karakter android wanita YoRHa bernama 2B yang diciptakan manusia untuk merebut kembali Bumi setelah diinvasi oleh mesin-mesin dari ruang angkasa.

Namun, efek video game bagi otak terus menjadi pro dan kontra, apalagi jika sudah dalam tahap “kecanduan”.

Kecanduan video game didefinisikan sebagai gangguan kesehatan mental oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019.

Lantas, apakah video game bermanfaat bagi otak? Apa saja efek sampingnya?

Spesialis kesehatan perilaku Michael Manos, PhD, mengungkap bagaimana video game mempengaruhi otak, dan kapan kecanduan video game bisa berbahaya.

Apakah bermain game baik untuk otak?

Seperti dilansir laman Cleveland Clinic, studi terbaru yang meneliti lebih dari 2.200 responden menemukan, gamer yang bermain lebih dari 21 jam per minggu memiliki performa lebih baik saat diuji untuk perilaku impulsif dan menghafal.

Hasil itu dibandingkan dengan mereka yang bukan pemain video game.

Peneliti mengamati, jika dibandingkan non-gamer, maka gamer memiliki aktivitas lebih banyak di wilayah otak yang terkait perhatian dan memori.

Baca juga: bubbME.AI, Pet Mobile Game Pertama di Dunia untuk Mengatasi Kekerasan Berbasis Gender (GBV)

Manfaat video game

Ada beberapa temuan positif lain terkait video game, yaitu:

1. Meningkatkan materi otak

Banyak studi menunjukkan video game mempengaruhi plastisitas otak (kemampuan otak untuk berubah sebagai respons terhadap pembelajaran) melalui pengendalian perhatian dan pemrosesan hadiah.

Semakin kita dapat mengarahkan perhatian ke tugas tertentu, semakin kita terangsang untuk menyelesaikan tugas itu dan melanjutkan ke tugas yang lebih rumit.

Materi abu-abu atau lapisan terluar otak mengandung miliaran neuron dan bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan, mempertahankan ingatan, dan mengatur emosi kita.

Intinya, semakin banyak kita belajar, semakin mampu otak untuk beradaptasi.

“Seperti stimulan, video game dapat meningkatkan materi abu-abu di otak,” kata Manos.

“Materi abu-abu menyediakan interkonektivitas (kemampuan untuk terhubung satu sama lain) dan memungkinkan satu bagian otak berinteraksi dengan bagian lain dari otak dan mengembangkan persepsi diri kita.”

2. Menyediakan aktivitas yang merangsang

Tidak seperti acara TV dan film, video game bersifat interaktif dan memerlukan perhatian terhadap detail dan manajemen tugas.

Seperti NieR: Automata yang dijelaskan di awal, ada main quest yang harus diselesaikan untuk dapat melawan boss terakhir dan menonaktifkan seluruh mesin ruang angkasa yang menginvasi Bumi.

Namun selain itu, banyak side quest yang perlu dikerjakan untuk menyempurnakan permainan.

Setelah menyelesaikan setiap quest, biasanya karakter pemain akan mendapatkan experience point untuk meningkatkan skill karakter.

Juga, kita mendapatkan trofi di dalam game yang melambangkan pencapaian kita.

Sistem tantangan dan hadiah ini sangat bermanfaat bagi para gamer yang ingin menyelesaikan setiap misi sebelum melanjutkan ke misi berikutnya.

“Serangan penguatan yang konstan sering terjadi dan berturut-turut dalam video game,” jelas Manos.

“Bahaya dari situasi tertentu dan penyelesaian situasi memberi kita rasa pencapaian, yang tidak banyak terjadi dalam kehidupan nyata. Ini membuat video game sangat merangsang.”

Baca juga: Arcade Aces: Siap Menggebrak Dunia Kompetisi Game Fighting Indonesia dan Internasional

3. Meningkatkan fokus dan koordinasi anggota tubuh

Kita seringkali harus memperhatikan isyarat visual dan audio untuk menyelesaikan tugas tertentu dalam video game.

“Saat bermain video game, kita harus memperhatikan setiap hal kecil yang masuk ke bidang visual dan bereaksi terhadap itu,” catat Manos.

“Mampu membedakan secara visual, dapat membedakan satu hal dengan hal lainnya juga merupakan keterampilan yang bisa dikembangkan dengan bermain video game.”

Meningkatkan fokus dan koordinasi antara mata dan tangan sebenarnya tidak hanya bisa diperoleh melalui video game.

Di kehidupan nyata, Manos mencontohkan situasi di mana kita mengemudi melewati kabut.

“Jika kita mengemudi melalui kabut, kita harus sangat waspada untuk melihat apa pun yang ada di depan kita,” tutur dia.

“Itu adalah keterampilan yang harus kita pelajari dan hal semacam itu dapat ditingkatkan dalam bermain video game.”

“Namun, hanya karena kita bisa membedakan sesuatu dalam video game, bukan berarti kita juga dapat membedakan sesuatu dalam kehidupan nyata,” imbuhnya.

4. Meningkatkan kemampuan set-shifting

Set-shifting adalah kemampuan untuk bergerak maju mundur di antara tugas-tugas yang berbeda secara berurutan.

Kemampuan untuk memulai satu tugas dan segera mengambil tugas lain merupakan faktor penting dalam menentukan fleksibilitas kognitif individu.

Set-shifting sering diartikan sebagai multitasking, padahal sebenarnya berbeda.

Kemampuan mengarahkan perhatian kita dari satu hal ke hal lain seperti menulis sembari mendengarkan lagu atau berita merupakan keterampilan yang penting dimiliki.

“Kita beralih tugas setiap saat. Fungsi eksekutif itu cenderung sedikit lebih baik saat bermain video game,” ungkap Manos.

Adapun fungsi kognitif lain yang bisa ditingkatkan dengan bermain video game.

Temuan studi pada 2020 menunjukkan, berbagai jenis video game meningkatkan fungsi kognitif yang berbeda.

Video game bergenre action semacam NieR: Automata –misalnya, sangat terkait dengan peningkatan kemampuan seseorang untuk mengarahkan perhatian mereka dan menyaring informasi tertentu.

Sementara itu, permainan puzzle semacam Tetris dikaitkan dengan peningkatan kinerja dalam navigasi, persepsi, dan pengenalan.

Efek samping, pro dan kontra di kalangan ahli

Terlepas dari manfaatnya, video game juga bisa memberikan efek samping. Namun hal ini menimbulkan perdebatan di antara para ahli.

Satu studi dengan cakupan kecil yang dimuat dalam jurnal National Center for Biotechnology Information menunjukkan, individu yang aktif secara fisik memiliki waktu reaksi lebih cepat daripada mereka yang hanya bermain video game.

Akan tetapi menurut studi lain, individu yang bermain video game memiliki peningkatan kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan mengelola konflik.

Pro dan kontra pengaruh video game terhadap fungsi otak tidak terlepas dari banyaknya studi selama dekade terakhir yang mengungkap bahwa kecanduan internet dan video game adalah masalah nyata.

Faktanya, kecanduan video game hanya mempengaruhi 3,05 persen dari populasi dunia.

Sejak The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders menambahkan istilah internet gaming disorder pada 2013, berbagai studi menunjukkan kecanduan video game mirip dengan kecanduan terkait gangguan penggunaan narkoba.

Secara spesifik, individu yang memainkan massively multiplayer online role-plaing games (MMORPG) diyakini paling berisiko mengembangkan kecanduan video game.

Para ahli meyakini, risiko kecanduan itu disebabkan oleh tekanan untuk meningkatkan level karakter atau berpartisipasi dalam event terbatas setiap saat.

Video game sangat merangsang sehingga seseorang ingin mempertahankan keterlibatan dengan video game, seolah-olah itulah kehidupan,” kata Manos.

Event berikutnya selalu ada di depan mata, dan kita perlu sampai ke event tersebut. Itulah yang memicu kecanduan.”

Studi lain di National Center for Biotechnology Information menemukan, terdapat peningkatan konsentrasi dan kemampuan visuomotor seperti kesadaran spasial dan koordinasi tangan-mata pada gamer yang memainkan MMORPG.

Namun, peneliti studi juga menemukan perbedaan struktural otak dan hilangnya kendali diri pada pemain MMORPG.

Untuk lebih memahami dampak dari video game pada otak, diperlukan studi lebih lanjut guna melihat penyebab dan efek game secara spesifik.

Be the first to comment

Leave a Reply