Tragedi Jonestown, Ketika 900 Nyawa Melayang akibat Sebuah Sekte

MALE INSPIRE.id – Sekitar 45 tahun lalu, sebanyak 909 orang meregang nyawa akibat bunuh diri massal di Jonestown, Guyana. Mulut manis sang pemimpin sekte berhasil mengajak pengikutnya agar mau bunuh diri.

Tragedi ini terjadi pada 18 November 1978 di sebuah “kota” –lebih tepatnya pemukiman– bernama Jonestown. Kota itu diambil dari nama pemimpin sekte bernama Jim Jones, yang merupakan pendiri sekte Kristen Peoples Temple.

Seperti diberitakan laman History, Jim Jones merupakan pejuang melawan rasisme, sehingga banyak warga Afrika-Amerika yang bergabung ke sektenya.

Baca juga: Sejarah Hari Ayah Sedunia, Diperingati Setiap Minggu Ketiga bulan Juni

Peoples Temple awalnya berdiri di Indianapolis, kemudian pindah ke California, AS. Pada 1971, sekte ini menetap di San Fransisco.

Masyarakat sebetulnya sudah melihat tanda-tanda negatif dari sekte ini. Peoples Temple dituding melakukan penipuan, dan penganiayaan, termasuk kepada anak-anak. Tidak tahan mendapatkan tekanan, Jones memilih pindah ke Guyana.

Tujuan Jones pindah ke Guyana adalah membangun sebuah utopia beraliran sosialis. Guyana adalah negara kecil di Amerika Selatan, dekat Venezuela. Wilayah hutan kecil pun diubah menjadi pemukiman sekte.

Jauh dari utopia

Mirip dengan berbagai negara-negara sosialis, realita sosialisme di sekte Peoples Temple sangat jauh dari janji utopia.

Warga Jonestown, yang notabene merupakan pengikut sekte Jones, dipaksa bekerja dari pukul tujuh pagi hingga enam sore. Makan siang hanya satu jam. Jika beristirahat akan mendapatkan reaksi negatif.

“Makanannya sangat tidak cukup. Ada nasi untuk sarapan, sup air nasi untuk makan siang, serta nasi dan kacang untuk makan malam,” kata survivor bernama Deborah Layton Blakey, dikutip San Diego State University.

“Pada hari Minggu, kami mendapatkan sebuah telur dan cookie.

Namun, Jones yang bercita-cita melahirkan utopia sosialis ternyata justru tidak bersikap sosial saat makan, karena ia mempunyai kulkas sendiri.

Deborah menyebut, Jones makan bersama dua wanita dan dua anak kecil. Kondisi fisik mereka lebih baik ketimbang para anggota sekte lain.

Pada Februari 1978, kondisi di utopia sosialis itu sangat buruk akibat diare dan demam. Para anggota sekte tidak diberikan pengobatan yang memadai.

Alih-alih memberikan makanan sehat dan pengobatan, Jones malah rajin ceramah. Bahkan saat anggota ingin tidur, dia terus ceramah, dan meminta para anggotanya berkumpul mendengarkan dirinya.

Baca juga: Nasib Festival Seks di Korea Selatan Setelah Menuai Kecaman

Anggota DPR AS dibunuh

Keadaan mental Jones sebetulnya sudah tidak stabil jauh sebelum peristiwa bunuh diri massal terjadi.

Deborah mengatakan, Jones menggunakan irasionalitas sebagai cara untuk mengendalikan para pengikutnya. Jones juga diduga paranoid.

Laman resmi FBI menulis sekte tersebut lebih mirip tempat perbudakan. Ada penganiyaan fisik, kerja paksa, hukuman penjara, pemakaian narkoba untuk mengontrol warga, hingga latihan bunuh diri massal.

Mendengar berbagai cerita tersebut, anggota DPR AS dari California memutuskan untuk mengunjungi Jonestown. Politisi dari Partai Demokrat, Leo Ryan, datang bersama sejumlah orang dan wartawan.

Rombongan Leo Ryan datang pada 14 November 1978. Meski sulit mencapai Jonestown, ia berhasil menemui Jones dan sejumlah anggota sekte.

Kehadiran Leo Ryan menjadi kesempatan para anggota sekte untuk meminta diselamatkan. Ryan siap membantu sejumlah orang yang ingin diselamatkan, dan menantikan pesawat tambahan.

Sayang, rombongannya disergap oleh anak buah Jones yang membawa senjata api dan melepaskan tembakan di lokasi lepas landas. Leo Ryan tewas bersama empat orang lain.

Kematian Leo Ryan menjadi awal dari rencana paling gila Jones untuk melakukan bunuh diri massal.

Anggota sekte dipaksa minum anggur beracun

Berdasarkan kesaksikan Deborah Blakey, sekte Peoples Temple pernah merencanakan bunuh diri massal pada tahun 1977. Namun, hal itu dibatalkan usai ada aksi negosiasi dengan pemerintah Guyana.

Situasi lebih serius pada 1978. Setelah memerintahkan pembunuhan Leo Ryan, Jones memberikan perintah agar anggota sektenya bunuh diri. Ia beralasan pembunuhan Leo Ryan bisa memancing serangan ke Jonestown.

Sebelum bunuh diri, ada rekaman beredar ketika anggota sekte itu berpidato untuk memberikan ucapan terima kasih. Warga terdengar antusias dan tepuk tangan.

Aksi bunuh diri ini disebut Jones sebagai “aksi revolusi” dan dilakukan demi melindugi anak-anak dari serangan.

Seorang wanita bernama Christine Miller bertanya apakah Soviet bisa membantu, tetapi Jones meragukan hal itu. Anggota itu tetap berusaha menyarankan agar menanti Soviet, meski Jones terus membantahnya.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Hari Bumi, Diiringi Banyak Peristiwa Besar

Miller terus berupaya agar sekte itu berubah pikiran karena dirinya dan anggota lain punya hak hidup, namun hal tersebut sia-sia.

Teknik bunuh diri yang direncanakan Jones adalah mencampur sianida ke minuman anggur. Orang-orang dewasa diminta berbaris untuk menerima racunnya, sementara prajurit bersenjata berjaga.

Anak-anak pun disuruh ikut meminum racun, dibantu perawat dan orangtua mereka. Lebih dari 200 anak kehilangan nyawa mereka.

Sebuah laporan di surat kabar Wisconsin State Journal menggambarkan situasi bunuh diri massal tersebut.

Mayoritas anggota sekte disebut pasrah menunggu giliran mereka. Ada orangtua dan kakek nenek yang histeris saat melihat anak mereka kejang-kejang, tetapi kebanyakan hanya menonton.

“Banyak orang yang hanya duduk, terutama yang sudah tua, hanya menunggu dan menonton,” ujar survivor bernama Odell Rhodes.

Mayat berjatuhan

Mayat para anggota sekte Jones ditemukan keesokan harinya oleh otoritas di Guyana. Pemukiman Jonestown dipenuhi mayat-mayat yang bergelimpangan. Banyak dari mereka yang meninggal sambil berpelukan.

Ada beberapa orang yang berhasil kabur. Beberapa anak dari Jones juga selamat karena waktu itu berada di lokasi lain di Guyana.

Salah satu petinggi sekte Peoples Temple diadili di Amerika Serikat. Ia adalah Larry Layton, saudara laki-laki Deborah Layton Blakey. Larry dipenjara seumur hidup.

Jones tewas bukan karena meminum racun, melainkan luka tembakan. Diduga ia menembak dirinya sendiri atau ditembak seseorang.

Kondisi Jonestown saat ini tidak lagi ditinggali. Daerah itu telah ditutupi oleh pepohonan.

Be the first to comment

Leave a Reply