MALE INSPIRE.id – Gunung yang meletus biasanya memuntahkan lava berwarna merah membara yang panas sehingga melelehkan area lereng di sekitarnya.
Namun, beda halnya dengan gunung di Tanzania bernama Ol Doinyo Lengai. Ol Doinyo Lengai merupakan satu-satunya gunung berapi di Bumi yang memuntahkan lava hitam berair.
Sayangnya, meski terbilang sangat langka, keberadaan gunung ini terancam hilang karena perlahan-lahan tenggelam ke perut Bumi.
Baca juga: Awas, Menguasai Spot Pantai di Kota ini bisa Terancam Denda
Lokasi Gunung Ol Doinyo Lengai
Gunung Ol Doinyo Lengai berada di Cekungan Natron bagian timur retakan Afrika Timur, Tanzania. Gunung ini memiliki tinggi 2.962 meter di atas permukaan laut (mdpl), seperti diberitakan IFL Science.
Gunung ini merupakan satu-satunya gunung berapi di Bumi yang meletuskan lava karbonat menjadi lava dengan konsistensi yang encer, berwarna gelap, dan titik leleh sangat rendah.
Laporan Geophysical Research Letters Volume 51 Issue 11 dari Advancing Earth and Space Science menunjukkan, gunung itu juga satu-satunya gunung berapi karbonat aktif di Bumi yang mengalami letusan efusif dan eksplosif.
Gunung berapi karbonat mengeluarkan lava yang mengandung kalsium dan magnesium karbonat serta silikat.
Para pendaki menganggap Ol Doinyo Lengai salah satu gunung tersulit di Tanzania dibanding Kilimanjaro. Pendakian dimulai tengah malam untuk melewati abu vulkanik dan tanah kerikil di lereng yang tinggi.
Ol Doinyo Lengai meletus secara efusif (lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa ledakan) dan eksplosif (magma keluar dalam bentuk ledakan dan terbentuk endapan piroklastik).
Gunung tersebut mulai mengalami letusan eksplosif episodik pada 4 September 2007 dengan indeks ledakan vulkanik maksimum tiga setelah 25 tahun mengalami letusan efusif.
Letusan eksplosif menciptakan kawah baru sedalam lebih dari 100 meter dan lebar 300 meter di utara puncak gunung. Aktivitas eksplosif berlanjut hingga akhir April 2008.
Lalu, gunung itu menunjukkan aktivitas efusif lagi pada akhir 2008. Sejak saat itu, beberapa letusan efusif terjadi hingga Maret 2024.
Baca juga: 5 Aktivitas Seru di Pulau Sumbawa, Snorkling hingga Berenang dengan Hiu Paus
Mengapa lava gunung berwarna hitam?
Gunung berapi umumnya mengeluarkan lava yang kaya mineral silikat sehingga titik lelehnya mencapai lebih dari 900 derajat Celsius.
Namun, Ol Doinyo Lengai mengandung sedikit silika dengan banyak mineral karbonat. Akibatnya, lava yang keluar dapat berubah menjadi cair pada suhu lebih rendah, yakni 540 derajat Celsius.
Kurangnya silika membuat lava gunung menjadi sangat kental. Saat meletus, lava tampak seperti minyak motor berwarna hitam yang menyembur daripada lava merah membara yang mengalir deras.
Kekurangan silika juga berarti gunung ini tidak memiliki kekuatan rangka yang dimiliki sebagian besar gunung lain. Akibatnya, lahar mungkin mengalir sangat cepat di lereng gunung.
Ol Doinyo Lengai dapat meletus dengan luapan lava cair yang banyak. Sebab, gunung itu mengandung karbon dioksida dan gas lain. Lava yang keluar tampak berbusa seperti soda.
Pada 2009, para ahli vulkanologi mengumpulkan sampel gas dari Ol Doinyo Lengai untuk mengungkap penyebab keberadaan lava berbasis karbon di dalamnya.
Peneliti justru menemukan gunung itu mempunyai susunan gas yang dipancarkan di sepanjang punggung tengah laut meskipun lokasinya terletak di pedalaman.
Kemudian, para peneliti menyimpulkan bahwa lava unik kaya karbon dalam gunung tercipta akibat mencairnya mineral di mantel atas Bumi berupa lapisan batu besar di bawah kerak planet.
Baca juga: Jakarta Tempati Peringkat Ketiga dalam Daftar Kota Paling Stressful di Dunia
Terancam hilang
Dilansir dari Live Science, studi menunjukkan bahwa Gunung Ol Doinyo Lengai terus tenggelam ke dalam tanah selama 10 tahun terakhir.
Terungkap dalam studi, lereng atas kawah gunung amblas sejak 2013. Penyebabnya kemungkinan karena ada reservoir magma yang mengempis pada kedalaman 1.000 meter di bawah gunung berapi tersebut.
Studi baru mengungkap, tanah di sekitar puncak gunung Ol Doinyo Lengai menurun 3,6 sentimeter per tahun antara 2013-2023. Itu artinya, Ol Doinyo Lengai menyusut sekitar 36 sentimeter selama studi dilakukan.
Reservoir yang dangkal juga mungkin terhubung ke penyimpanan magma yang berada di kedalaman 3.000 meter di bawah gunung tersebut.
Ditemukan pula retakan berisi lava sepanjang 100 meter di tepi barat gunung yang semakin memanjang saat Ol Doinyo Lengai tenggelam.