MALE INSPIRE.id – Di bagian tengah dan terdalam dari Samudra Pasifik, terdapat “kuburan” bagi satelit-satelit luar angkasa yang sengaja dijatuhkan ke Bumi.
Kuburan dari satelit-satelit luar angkasa itu dijuluki Point Nemo, yang dikenal sebagai tempat paling sepi di muka Bumi lantaran sangat sulit diakses.
Point Nemo berada sangat jauh dari daratan di dunia bagian mana pun. Bahkan lokasinya lebih dekat dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan jarak hanya 415 kilometer saat melintas di atas kepala.
Baca juga: 3 Publik Figur yang Punya Pesawat Pribadi Gulfstream
Lokasinya sangat terpencil, sehingga membutuhkan waktu berhari-hari untuk melintasi lautan sepanjang 2.700 kilometer dari sebidang tanah terdekat berupa pulau kecil yang dihuni oleh burung-burung.
Kondisi itu lantas membuat Point Nemo menjadi target menarik bagi industri luar angkasa, dilansir laman Live Science.
Fakta unik Point Nemo
Berikut ini tiga fakta unik terkait Point Nemo:
1. Kuburan bagi satelit luar angkasa
Sejak tahun 1970-an, program luar angkasa global telah menjatuhkan hampir 300 pesawat luar angkasa yang sudah tidak digunakan lagi, termasuk stasiun luar angkasa dan satelit, ke dalam laut, tepat di Point Nemo.
Baru-baru ini, NASA mengumumkan bakal melakukan hal yang sama dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang telah mengorbit selama 25 tahun dan akan resmi pensiun pada tahun 2031.
Stasiun luar angkasa yang memiliki panjang 109 meter dan berat 419.725 kilogram itu akan menjadi tambahan terbesar ke kuburan luar angkasa di Point Nemo.
Analis puing-puing antariksa di Badan Antariksa Eropa, Stijn Lemmens mengatakan, menenggelamkan wahana antariksa ke dalam lautan mungkin tampak seperti langkah yang ekstrem.
Baca juga: Cerita Dua Astronot NASA, Terjebak Berbulan-bulan di Luar Angkasa
Namun, tetap membiarkannya terus beredar di luar angkasa juga bukan solusi yang baik.
Pasalnya, saat ini ini ada 40.000 objek buatan manusia yang diketahui mengorbit Bumi, mulai dari yang berukuran 5 sentimeter hingga pesawat raksasa seperti ISS.
Stijn mengatakan, semakin padat puing-puing antariksa, semakin besar pula risiko tabrakan antar puing tersebut.
Hal itu menyebabkan tabrakan semakin cepat, sehingga berpotensi memicu serangkaian tabrakan yang akan menghancurkan puing-puing antariksa menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
Jadi, kedalaman laut yang paling terpencil ini menjadi pilihan terbaik untuk meminimalkan risiko saat wahana antariksa jatuh.
2. Zona mati laut
Ada alasan lain mengapa Point Nemo merupakan kuburan satelit yang ideal, dilansir laman BBC.
Pasalnya, arus laut yang lemah di wilayah tersebut dan jarak yang begitu jauh dari daratan membatasi aliran nutrisi ke bagian laut itu.
Selain itu, ditambah sinar UV yang sangat kuat, Point Nemo menjadi tempat yang menantang bagi kehidupan untuk bertahan hidup dan berkembang.
Studi telah menemukan biomassa yang sangat rendah di wilayah tersebut, dan diyakini mengandung sangat sedikit keanekaragaman hayati.
Baca juga: Inilah Tempat Paling Dingin di Tata Surya
3. Orang pertama yang mencapai Point Nemo
Point Nemo menjadi tempat terpencil di Bumi, namun penjelajah asal Inggris, Chris Brown dan anaknya telah mencatat sejarah dengan menjadi orang pertama yang mencapai tempat itu.
Dalam unggahannya di media sosial, pengusaha 61 tahun itu mengungkapkan kepuasannya karena berhasil menaklukkan titik tersepi di Bumi tersebut.
“Point Nemo, kutub samudra yang tidak dapat diakses, berhasil diselesaikan pada hari Rabu 20 Maret 2024,” tulisnya dikutip dari laman Times of India.
“Saya pikir itu akan menjadi ide yang bagus untuk masuk ke dalam air dan menjadi orang pertama yang pernah berenang di Point Nemo.”
Perjalanan Brown ke Point Nemo adalah bagian dari ambisinya untuk mengunjungi delapan kutub Bumi yang tidak dapat diakses.
Sejak memulai pencarian pada 2019, dia berhasil menjangkau lima kutub benua, masing-masing mewakili titik terjauh dari laut atau daratan di peta.
Pada Desember 2021, Brown menjadi orang pertama yang mencapai Kutub Afrika yang tidak dapat diakses selama ekspedisi yang berani ke Republik Afrika Tengah.
Dengan pencapaiannya baru-baru ini di Point Nemo, Brown sudah mengunjungi kutub yang tidak dapat diakses di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Australia.
Hanya kutub Eurasia dan Arktik yang tersisa, masing-masing menghadirkan serangkaian risiko dan tantangan sendiri.