MALE INSPIRE.id – Sebagian orang masih menganggap delusi dan halusinasi adalah dua hal yang sama.
Padahal, ada perbedaan mendasar dari kedua gejala psikosis yang sama-sama membuat penderita tidak bisa membedakan kenyataan dan khayalan.
Perbedaan delusi dan halusinasi dapat dikenali dari definisi, pengalaman yang terlibat, dan cara mengatasinya.
Baca juga: Tanda Anak Menderita OCD, Ayah Harus Bagaimana?
Bedanya delusi dan halusinasi
Seperti dilansir laman Healthline, delusi adalah keyakinan palsu yang membuat seseorang tidak bisa membedakan realitas dan khayalan.
Sementara itu, halusinasi merupakan persepsi palsu yang membuat individu merasa melihat, mendengar, atau merasakan aroma yang sebenarnya tidak bisa dirasakan orang lain.
Bagian otak yang terlibat
Delusi melibatkan bagian otak yang mengendalikan pengalaman kognitif atau kemampuan berpikir. Sehingga, delusi hanya melibatkan keyakinan dan pemikiran yang terasa nyata padahal sebenarnya tidak.
Baca juga: Mendengarkan Musik Sedih Bikin Bahagia, Mitos atau Fakta?
Di sisi lain, halusinasi melibatkan pengalaman sensorik atau indra tertentu seperti sensasi, perasaan, suara, aroma, penglihatan, atau persepsi lain yang sebenarnya tidak nyata.
Cara mengatasi delusi dan halusinasi
Untuk mengatasi delusi dan halusinasi, perlu diketahui akar penyebabnya lebih dulu.
Halusinasi biasanya diatasi dengan konsumsi obat-obatan dari psikiater yang dibarengi konseling.
Obat yang diresepkan tergantung gejala halusinasi. Sedangkan konseling dapat membantu pengidap mendapatkan wawasan tentang apa yang dialami dan membantu mengembangkan strategi penanggulangannya.
Baca juga: Men’s Mental Health Awareness Month: Mengapa Pria Jarang Terbuka soal Kesehatan Mental?
Jika halusinasi disebabkan oleh suatu obat, dokter mungkin akan mengurangi dosis obat tersebut, menghentikan, atau menggantinya dengan obat lain.
Sementara itu, cara mengatasi delusi paling efektif adalah melalui terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini dilakukan dengan mengenali bagaimana delusi mempengaruhi otak dan menerapkan strategi CBT.
Jika delusi merupakan bagian dari psikosis, dokter biasanya mengombinasikan terapi ini dengan obat antipsikotik.
Perlu diketahui, penyebab delusi dan halusinasi bisa sama-sama berasal dari gangguan kesehatan mental dan penyakit yang menyerang otak, seperti parkinson, tumor otak, demensia, sipilis, stroke, atau epilepsi.