MALE INSPIRE.id – Hubungan asmara tidak selalu berjalan mulus sesuai rencana.
Seringkali masalah muncul, misalnya pasangan yang memiliki gangguan obsesif kompulsif atau juga disebut obsessive compulsive disorder (OCD).
Dilansir Psychology Today, OCD merupakan gangguan mental yang menyebabkan pikiran (obsesi) dan tindakan (kompulsi) berulang secara tidak terkendali.
Baca juga: 3 Tanda Kencan Pertama Berjalan Lancar
Apabila obsesi dan kompulsi tidak terpenuhi, individu dengan OCD dapat merasakan ketakutan dan kecemasan, termasuk dalam hubungan asmara.
Lalu, bisakah pria dan wanita yang menderita OCD menjalin hubungan asmara?
Tunjukkan empati lebih
Ilisa Kaufman, PsyD, psikolog yang berfokus dalam pengobatan OCD mengatakan, pasangan OCD akan menunjukkan empati pada kondisi yang kita alami dengan cara yang mungkin tidak dilakukan pasangan non-OCD.
Pasangan OCD bisa memahami bagaimana rasanya memiliki pikiran yang mengerikan dan mengganggu.
Di samping itu, hanya individu yang berjuang melawan OCD yang mampu memaklumi mengapa dorongan untuk melakukan kompulsi begitu kuat.
Jika kedua orang dalam hubungan asmara sudah mendapatkan pengetahuan dan pengobatan untuk OCD, mereka lebih mampu menyadari pentingnya mengendalikan dan melawan dorongan itu, sembari mendukung satu sama lain.
Baca juga: Angka Pernikahan di Indonesia Menurun, Kencan Digital Tak Lagi Populer?
Tantangan bagi sepasang kekasih yang mengidap OCD
Meski demikian, ada beberapa tantangan jika pengidap OCD mengencani pasangan yang juga mengalami OCD.
Bisa jadi dalam hubungan itu, pasangan OCD akan memicu obsesi dan kompulsi satu sama lain.
“Saya pernah merawat klien dengan OCD parah dan meneliti perilaku kompulsif utamanya,” tutur Kaufman, dikutip Psychology Today.
“Dia menjalin hubungan romantis dengan wanita yang juga didiagnosis OCD, dan obsesi wanita itu berpusat pada kuman dan kontaminasi.”
Lebih lanjut ia mengatakan, kliennya seorang pria sering membuang dokumen dan formulir lama ke tempat sampah, lalu kembali mengecek tempat sampah untuk memastikan apakah dia membuang dokumen penting atau tidak.
Hal itu kemudian menjadi pemicu OCD pada kekasih pria tersebut.
“Wanita itu menjadi sangat cemas dan tidak nyaman memikirkan pasangannya yang duduk, berbaring di kasur, dan menyentuh barang-barang di rumah dengan pakaian dan tangannya yang ‘terkontaminasi’,” tambah Kaufman.
Sang wanita terus-menerus membersihkan apa pun yang disentuh oleh pria itu, kemudian memintanya untuk mandi dan mengganti pakaian.
Hanya saja, permintaan tersebut ditolak karena pria itu masih merasakan dorongan untuk kembali ke tempat sampah memeriksa dokumen dan formulir tadi.
Itulah yang kemudian menimbulkan konflik dalam hubungan mereka.
Baca juga: Split Bill saat Kencan Pertama, Begini Aturannya
Tips berkencan bagi pasangan dengan OCD
Ada tiga tips dari Kaufman bagi sesama penderita OCD yang ingin memulai hubungan romantis, antara lain:
1. Mengendalikan diri
Pertama, kedua belah pihak perlu mengendalikan perilaku kompulsif dan berada dalam pemulihan sebelum memulai hubungan.
Mereka yang menderita OCD harus menyadari apa pemicu mereka dan merasa mampu mengendalikan kompulsi.
2. Berkomunikasi secara terbuka
Lakukan percakapan secara terbuka dan jujur tentang bagaimana cara membantu satu sama lain melawan kompulsi daripada saling memicu hal tersebut.
3. Fokus pada pemulihan
Utamakan pemulihan OCD di atas segalanya, termasuk menjalin hubungan. Kedua penderita OCD perlu secara konsisten menjaga pemulihan dan bertanggung jawab atas perilaku mereka.