
MALE INSPIRE.id – Frank Serpico adalah sosok yang dikagumi sekaligus dibenci di New York, Amerika Serikat (AS) pada era 1970-an.
Ia merupakan petugas kepolisian berdarah Italia yang bertugas di Departemen Kepolisian New York (NYPD).
Frank Serpico menjadi sosok yang dikagumi warga New York karena berani membongkar praktik korupsi dan kejahatan yang terjadi di NYPD.
Baca juga: Kisah Pilu Pria Cari Jasad Istrinya Selama 13 Tahun, Sampai Menyelam ke Dasar Laut
Namun, ia juga dibenci sesama polisi karena kebobrokan NYPD terbongkar dan membuat publik heboh.
Sosok yang tidak disukai sesama polisi NYPD
Seperti dilaporkan All Thats Interesting, Serpico lahir dengan nama Francesco Vincent Serpico dari keluarga Italia-Amerika.
Semasa muda, ia sangat mengidolakan polisi di NYPD yang berpatroli di lingkungan tempat tinggalnya di Bedford-Stuyvesant, Brooklyn, AS.
Berawal dari rasa kagum, Serpico mewujudkan mimpinya bergabung dengan NYPD. Ia menjadi polisi tingkat pemula di NYPD pada 11 September 1959.
Namun, keberadaan Serpico di NYPD tidak disukai oleh rekan-rekannya. Hal ini karena ia tidak begitu akrab dengan rekan-rekannya di kantor polisi Brooklyn.
Di samping itu, ia juga dikenal sebagai sosok yang flamboyan dan karismatik serta memiliki kebiasaan dan minat berbeda dari polisi pada umumnya, seperti menyukai pertunjukan seni, balet, dan orkestra.
Selama menjalankan tugas, Serpico terkadang juga melakukan penangkapan pelaku kejahatan di luar wilayah tugasnya.
Ungkap korupsi di NYPD
Kecintaan Serpico terhadap NYPD perlahan sirna usai ia menyaksikan korupsi yang merajalela di kantornya.
Ia melihat rekan-rekanya menerima suap, seperti makanan gratis hingga uang dari penjahat, penjudi, preman, dan pengedar narkoba di kotanya.
Serpico yang melihat praktik korupsi itu merasa tidak nyaman dan berinisiatif melaporkan hal ini kepada pemerintah kota New York.
Ia lalu mengumpulkan nama-nama petugas yang “main mata” dengan penjahat dan mengajukan laporan tersebut.
Serpico tentu berharap laporannya diterima. Namun, realita tidak berjalan sesuai dengan apa yang ia harapkan. Tidak ada satupun pejabat yang mendengarkan aduannya.
Baca juga: 11 Presiden AS yang jadi Korban Penembakan, Donald Trump Terbaru
Beberkan informasi kepada New York Times
Tidak terima lantaran laporannya soal korupsi di NYPD tidak digubris, Serpico menceritakan hal itu kepada David Durk, lulusan Amherst College yang menjadi perwira pada tahun 1963.
Serpico dan Durk kemudian menyampaikan informasi soal kebobrokan NYPD kepada surat kabar New York Times pada 1970.
Berita terkait kebobrokan NYPD begitu meledak hingga memaksa pemerintah kota untuk menggelar penyelidikan.
Pemerintah kota New York kemudian mengadakan sidang terbuka pada pertengahan 1970 dengan menghadirkan Serpico.
Di sana, ia diberi kesempatan untuk menyampaikan kesaksian dan bukti soal korupsi yang terjadi di NYPD.
Ia dan Durk juga menekan Wali Kota New York saat itu, John V Lindsay untuk membentuk Komisi Knapp demi mengusut kasus tersebut.
Hari di mana Serpico bersaksi itu sekaligus menandai momen di mana ia kian dibenci oleh rekan-rekannya.
Dibiarkan nyaris tewas
Setelah melaporkan kasus korupsi, Serpico dipindahtugaskan ke Divisi Narkotika NYPD.
Pada 3 Februari 1971, ia bersama beberapa rekannya yang bertindak sebagai petugas cadangan diperintahkan menangkap seorang pengedar narkoba di Brooklyn.
Lokasi penggerebekan pengedar narkoba tersebut berada di lantai empat sebuah apartemen.
Serpico diberi tugas tersebut karena ia bisa berbicara dalam bahasa Spanyol dengan lancar.
Saat masuk ke apartemen, Frank dijaga oleh petugas cadangan yang berada di sebelah kiri sambil berdiri di tangga dengan jarak tidak lebih dari delapan kaki.
Ia juga dijaga oleh petugas cadangan lainnya yang berada di sebelah kanan dan berdiri di tangga.
Saat mendobrak pintu apartemen, pengedar narkoba membanting pintu hingga tertutup rapat yang menjepit kepala, bahu kanan, dan lengan Serpico.
Baca juga: Tragedi Jonestown, Ketika 900 Nyawa Melayang akibat Sebuah Sekte
Ia melihat pengedar narkoba yang menjadi target penangkapan menodongkan pistol miliknya.
Serpico sempat berteriak kepada petugas cadangan yang berada di belakangnya untuk segera bertindak, namun mereka sama sekali tidak membantu.
Pengedar narkoba itu melepaskan tembakan ke arah wajah Serpico yang membuatnya jatuh di lantai dengan kondisi berlumuran darah.
Saat Serpico tidak berdaya, petugas cadangan yang menjaganya juga tidak datang, apalagi memanggil ambulans.
Nyawa Serpico selamat setelah seorang pria tua memanggil bantuan lalu datang mobil ambulans dan patroli polisi.
Saat Serpico dilarikan ke rumah sakit, ia mendengar petugas patroli berkata, “Jika saya tahu itu dia, saya akan meninggalkannya di sana untuk mati kehabisan darah, saya baru tahu kemudian.”
Serpico selamat dalam tragedi mengerikan itu. Namun, NYPD tidak pernah melakukan penyelidikan kenapa ia dibiarkan tertembak di apartemen saat penggerebekan pengedar narkoba.
Mendapat penghargaan
Pada 1971, Serpico dianugerahi Medal of Honor, penghargaan tertinggi NYPD untuk keberanian dalam bertindak.
Namun, penghargaan tersebut tidak diberikan karena ia berani membongkar korupsi.
Ia menduga, Medal of Honor diberikan kepadanya karena desakan Kepala Polisi Sid Cooper, sosok yang sangat menyadari sisi gelap NYPD yang ingin dia ungkap.
“Mereka menyerahkan medali itu kepada saya seperti melemparkan sebungkus rokok kepada saya,” jelas Serpico.