Semen Merah Putih Gandeng Atelier Riri, Rintis Hunian Berkonsep Green Building

MALE INSPIRE.id – Semen Merah Putih bersama Atelier Riri mengadakan diskusi Developer Roadshow “Healthy Living with Green Architecture” pada Rabu (18/9/2024) kemarin.

Bertempat di Convoi Restaurant & Bar, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, acara ini mengulas lebih dalam seputar bagaimana konsep arsitektur hijau dan inovasi material bisa mendukung terciptanya bangunan yang sehat dan berkelanjutan.

Kolaborasi Semen Merah Putih dan Atelier Riri sebelumnya juga sudah diterapkan dalam arsitektur hijau di proyek inovatif Kiri’s House 2.2.

Baca juga: 5 Langkah Menciptakan Interior Rumah yang Nyaman dan Modern

Pendekatan ini diambil sebagai solusi atas tantangan perubahan iklim global yang terjadi selama ini.

Fenomena seperti gelombang panas, kekeringan, gagal panen, banjir dan kebakaran hutan telah menjadi ancaman dunia termasuk Indonesia.

Karena perubahan iklim yang ekstrem, kalangan produsen bahan dan arsitek harus mengakomodasi tantangan itu ke dalam konstruksi dan bangunan perumahan terkini, dalam hal ini bangunan berkonsep hijau (green building).

Menurut Ichfan Kurniawan, Research & Manager Green Building Council Indonesia (GBCI), konsep green building atau bangunan hijau berperan penting dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuni bangunan.

“Bangunan hijau berkontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon melalui penerapan desain ramah lingkungan dan material konstruksi yang berkelanjutan,” tutur Ichfan dalam diskusi di Jakarta, Rabu (18/9/2024) siang.

“Kami juga menekankan bahwa green building harus dilihat sebagai sistem yang terintegrasi, di mana setiap elemen, mulai dari desain arsitektur, pemilihan material hingga pengelolaan bangunan, saling mendukung untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang.”

Baca juga: Jotun Persembahkan Majestic Sense dan Tren Warna 2023

Di tengah kondisi alam saat ini, sektor konstruksi dan industri lainnya menyumbang upaya keberlanjutan dalam berbagai business model mereka.

Sektor konstruksi misalnya, ikut menyumbang kebutuhan bahan baku energi sebesar 34 persen, kebutuhan akan air sebesar 12 persen, kontribusi atas sampah atau limbah sebesar 25 persen, serta emisi karbon sebesar 37 persen dalam proses produksi.

Maka dari itu, sektor konstruksi dituntut dapat memberikan solusi inovatif yang mengutamakan keberlanjutan, meningkatkan kualitas sehingga mampu menghadapi perubahan iklim yang meningkat.

Di sinilah pentingnya penerapan konsep arsitektur hijau, yang berfokus pada desain tepat guna, efisiensi energi dan penggunaan material ramah lingkungan.

Menurut Ichfan, material bangunan rendah karbon menjadi salah satu aspek kunci dalam pembangunan green building.

Komitmen akan pembangunan green building ditunjukkan oleh produsen material konstruksi Semen Merah Putih.

Perusahaan tersebut bertujuan melakukan penurunan emisi karbon demi memastikan bahwa setiap tahap produksi material –mulai pengambilan bahan baku hingga distribusi produk– minim dampak negatif terhadap lingkungan.

“Saat ini, inovasi pengembangan material yang lebih efisien dan tahan lama, seperti beton rendah karbon atau material daur ulang, sangatlah penting untuk mengurangi jejak ekologis sektor konstruksi,” ujar Ichfan.

Green building dalam praktik arsitektur hijau

Dalam kesempatan yang sama, Novriansyah Yakub, arsitek sekaligus pendiri Atelier Riri menjelaskan bahwa konsep bangunan hijau telah diterapkan Atelier Riri lewat dua pilar sustainability dalam arsitektur hijau.

Pertama, arsitektur hijau mengupayakan fungsi pasif bangunan yang dihasilkan dari desain dan struktur bangunan.

Pilar kedua, arsitektur hijau mengupayakan fungsi bangunan yang aktif meningkatkan kualitas pengelolaan berbagai aspek bangunan.

“Fungsi pasif maupun aktif dari bangunan, keduanya didasari pada tiga aspek. Pertama, aspek sosial yang mencakup kecocokan selera dan kepuasan pengguna atau penghuni bangunan,” kata Novriansyah.

Baca juga: Jotun Perkenalkan Global Colour Collection 2024 “CANVAS”

“Aspek kedua adalah bujet. Aspek ini mewakili optimalisasi biaya mulai dari pembangunan, penggunaan hingga perawatannya. Terakhir, aspek environment atau lingkungan yang mengacu kepada menjaga dan memelihara keseimbangan lingkungan.”

Riri menerapkan fungsi pasif bangunan yang berfokus pada desain bangunan yang harmonis dengan alam.

Desain seperti itu tidak hanya mempertimbangkan aspek estetika, melainkan juga memperhatikan faktor-faktor seperti pencahayaan alami, ventilasi, dan pemilihan material yang ramah lingkungan.

Dengan demikian, bangunan tidak hanya nyaman ditempati, tetapi juga minim dampak terhadap lingkungan.

Upaya dukung pembangunan berkelanjutan

Penerapan prinsip green building tidak hanya melibatkan desain dan material bangunan yang ramah lingkungan, melainkan juga mencakup keseluruhan siklus hidup produk bahan bangunan dari hulu ke hilir.

Syarif Hidayat, Head of Technical Marketing Semen Merah Putih memaparkan bahwa Semen Merah Putih turut berperan aktif mendukung konsep green building melalui inovasi material yang ramah lingkungan.

Salah satu produk unggulannya, Watershield, merupakan semen dengan teknologi water repellent yang dirancang untuk mengurangi kebutuhan material tambahan seperti bahan anti rembes.

Teknologi ini memungkinkan bangunan bebas dari masalah kelembaban dan rembesan air, sehingga tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mempercepat proses konstruksi.

“Dengan teknologi water repellent, semen ini (Watershield) tidak memerlukan material tambahan anti rembes yang secara langsung menghemat waktu dan biaya dalam proses aplikasinya,” papar Syarif.

“Ini merupakan langkah besar dalam mendukung efisiensi konstruksi yang lebih berkelanjutan.”