
MALE INSPIRE.id – Sebuah unggahan yang menunjukkan kalender tahun 1582 kehilangan 10 hari karena tidak memiliki tanggal 5-14 Oktober, viral di media sosial.
Pada Kamis (2/1/2025), akun media sosial X, @image****ouldnt membagikan gambar kalender Oktober 1582 yang tidak memiliki tanggal 5-14.
Kalender itu menampilkan tanggal 4 Oktober 1582 jatuh pada hari Kamis. Sementara Jumat keesokan harinya jatuh pada tanggal 15, bukan tanggal 5 Oktober 1582.
“Seseorang jelaskan kenapa Oktober 1582 kehilangan 10 hari,” tanya pemilik akun itu.
Lalu, benarkah tahun 1582 kehilangan 10 hari di bulan Oktober?
Penggunaan kalender Julian
Diberitakan IFL Science, sebagian besar wilayah di Eropa saat itu menggunakan kalender Julian yang diperkenalkan oleh Julius Caesar pada 45 SM.
Kalender Julian mirip dengan kalender Georgian yang dipakai saat ini. Kedua kalender Matahari itu memiliki 12 bulan dengan masing-masing terdiri dari 28-31 hari.
Masing-masing kalender memiliki total 365 hari. Satu hari kabisat ditambahkan pada Februari sehingga ada tahun kabisat dengan total 366 hari pada periode tertentu.
Namun, penambahan tanggal kabisat antara kalender Julian dan Georgian memiliki perbedaan penting.
Kalender Julian menambahkan satu hari kabisat ke kalender setiap 4 tahun sekali.
Bedanya, kalender Gregorian melakukan hal serupa kecuali pada tahun yang habis dibagi 100 dan tidak habis dibagi 400.
Saat masih memakai kalender Julian, sistem penanggalan kalender itu menimbulkan masalah besar bagi Gereja Katolik karena mengganggu pengaturan waktu Paskah.
Sejak 325 M, Konsili Nicea menetapkan Paskah dirayakan pada Minggu pertama sehabis bulan purnama pertama setelah ekuinoks musim semi atau pada 21 Maret.
Namun seiring waktu, ekuinoks musim semi mulai bergeser dari tanggal semula. Pada tahun 1500-an, ekuinoks musim semi jatuh pada 11 Maret sehingga mengubah waktu Paskah.
Dikutip laman Britannica, perbedaan tanggal Paskah ini sebenarnya sudah dialami sejak abad ke-8 Masehi. Usulan reformasi diajukan kepada kepada para paus dari Abad Pertengahan.
Namun, tidak ada tindakan yang diambil saat itu. Oleh karenanya, kalender Julian tetap menjadi kalender resmi gereja.
10 hari hilang pada 1582
Pada 1562-1563, Konsili Trente mengeluarkan dekrit yang meminta paus memperbaiki penanggalan Paskah dengan mereformasi kalender.
Perbaikan itu baru dilakukan dua dekade kemudian. Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian pada 1582 untuk mengatasi masalah tanggal Paskah.
Reformasi kalender Georgian didasarkan pada saran ilmuwan Italia Luigi Lilio dengan beberapa modifikasi dari matematikawan dan astronom Jesuit Christopher Clavius.
Penyelarasan kalender baru Georgian dengan pergerakan Matahari membuat total 10 hari yang ada pada kalender lama Julian kemudian dihapus.
Pada Oktober 1582, 10 hari dihilangkan dari kalender Georgian untuk mengembalikan ekuinoks musim semi dari 11 Maret ke 21 Maret, sesuai tanggal Paskah yang asli.
Perubahan ini membuat Hari Raya Santo Fransiskus dari Assisi yang diperingati pada 4 Oktober 1582 keesokan harinya langsung diikuti tanggal 15 Oktober.
Oktober dipilih menjadi bulan yang tanggalnya diubah karena pihak gereja ingin menghindari perayaan besar Kristen pada bulan-bulan lainnya.
Namun, perubahan ini ditolak negara-negara Protestan dan Ortodoks. Kalender Georgian baru diterima negara Katolik seperti Austria, Spanyol, Portugal, Italia, Polandia, dan Jerman.
Seiring waktu, negara-negara non-Katolik mulai mengadopsi kalender Gregorian. Wilayah Protestan di Jerman dan Belanda beralih pada abad ke-17. Inggris Raya dan Kekaisaran Inggris mengikuti pada 1752.
Adaptasi pemakaian kalender Gregorian oleh negara-negara tersebut membuat kalender itu perlahan dipakai di seluruh dunia menggantikan kalender Julian.