Mengapa Nagasaki-Hiroshima bisa Dihuni, Sedangkan Chernobyl Tidak?

MALEINSPIRE.id – Sekitar 77 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945, penerbang Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom nuklir Little Boy dan Fat Man ke Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.

Berpuluh-puluh tahun kemudian, di tanggal 26 April 1986, reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di Ukraina meledak.

Saat ini, lebih dari 1,6 juta orang tinggal di Hiroshima dan Nagasaki, namun zona eksklusi Chernobyl, area seluas 30 kilometer persegi di sekitar pabrik, relatif tidak berpenghuni.

Lantas mengapa Nagasaki-Hiroshima dapat dihuni, namun tidak dengan Chernobyl?

Padahal, dua kota di Jepang itu juga terpapar radiasi nuklir.

Seperti dilaporkan Gizmodo, kebanyakan ahli sepakat bahwa daerah di zona eksklusi Chernobyl 30 kilometer sangat terkontaminasi dengan isotop radioaktif seperti cesium-137, strontium-90 dan yodium-131.

Oleh karena itu, Chernobyl tidak aman untuk ditinggali oleh manusia.

Di sisi lain, baik Nagasaki maupun Hiroshima tidak mengalami kondisi tersebut.

Perbedaan itu disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, reaktor Chernobyl memiliki lebih banyak bahan bakar nuklir, ditambah jumlah radiasi tersebut jauh lebih efisien digunakan dalam reaksi.

Terakhir, seluruh kekacauan meledak di permukaan tanah.

Bom nuklir Little Boy diketahui memiliki sekitar 140 pon uranium, dan Fat Man mengandung sekitar 14 pon plutonium. Sedangkan, reaktor nomor empat di Chernobyl memiliki sekitar 180 ton bahan bakar nuklir.

Hanya sekitar 2 pon uranium Little Boy yang benar-benar bereaksi. Demikian juga, hanya sekitar 2 pon plutonium Fat Man yang mengalami fisi nuklir.

Namun di Chernobyl, setidaknya 7 ton bahan bakar nuklir terlepas ke atmosfer.

Selain itu, karena bahan bakar nuklir meleleh, radioisotop yang mudah menguap dilepaskan termasuk 100 persen xenon dan kripton, 50 persen yodium radioaktif, dan antara 20-40 persen cesium.

Berbicara soal lokasi, bom nuklir Fat Man dan Little Boy diledakkan di udara, ratusan kaki di atas permukaan bumi.

Akibatnya, puing-puing radioaktif terangkat dan disebarkan oleh awan daripada menetap ke dalam bumi.

Sebaliknya, ketika reaktor nomor empat di Chernobyl meleleh di permukaan tanah, tanah mengalami aktivasi neutron, di mana neutron yang sudah aktif dalam bahan bakar yang terbakar bereaksi dengan tanah sehingga menjadi radioaktif.