AirAsia MOVE dan Kemenpar RI Catat Lonjakan Wisatawan Malaysia pada 2025

AirAsia MOVE

MALEINSPIRE.id — Kolaborasi antara AirAsia MOVE dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI terbukti sukses dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Selama periode Juli hingga Oktober 2025, kerja sama ini mencatat pertumbuhan lebih dari 2.600 wisatawan Malaysia, dengan total kunjungan mencapai 68.000 turis dalam waktu 50 hari.

Kampanye bertajuk #MacamLokal, yang sejalan dengan program utama “Wonderful Indonesia”, menjadi kunci dalam keberhasilan ini.

Baca juga: Kemitraan Strategis Singapore Tourism Board, Garuda Indonesia, dan Changi Airport Group

Kampanye AirAsia MOVE dan Kemenpar RI tersebut mengajak wisatawan Malaysia untuk menikmati pengalaman autentik ala lokal —mulai dari kuliner, budaya, hingga keindahan alam Indonesia.

Strategi promosi yang digunakan mencakup pendekatan digital dan luring secara terpadu, termasuk promosi tiket dan hotel di aplikasi AirAsia MOVE.

Tidak ketinggalan, kolaborasi dengan Key Opinion Leaders (KOL) Malaysia, serta konten digital yang menyoroti destinasi populer seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta.

AirAsia MOVE

Menurut Arbi Wienandar, Country Head AirAsia MOVE Indonesia, sinergi antara data, teknologi, dan promosi digital berperan besar dalam mendorong pertumbuhan wisatawan asing.

“Kami melihat potensi besar dari pasar Malaysia. Melalui pendekatan berbasis data, kami bisa memahami tren perjalanan dengan lebih akurat dan menghadirkan pengalaman wisata yang relevan dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf RI, menilai kerja sama ini sebagai bentuk nyata kemitraan publik-swasta yang strategis.

“Dengan meningkatnya jumlah wisatawan Malaysia, kami bisa menyusun strategi promosi yang lebih terarah dan berkelanjutan. Program ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi unggulan di kawasan Asia Tenggara,” katanya.

Data AirAsia MOVE: generasi muda Malaysia jadi penggerak tren wisata

Data AirAsia MOVE menunjukkan bahwa 74 persen wisatawan Malaysia yang datang ke Indonesia berasal dari kalangan milenial dan Gen Z, berusia 20–44 tahun.

Generasi ini dikenal gemar berbagi pengalaman perjalanan di media sosial, sehingga menciptakan efek promosi organik yang luas.

Tren social travel ini memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi yang ramah digital dan Instagrammable, terutama di kota wisata seperti Bandung dan Yogyakarta yang terkenal dengan kuliner serta hidden gem-nya.

Baca juga: Kolaborasi Diageo dan Institut Pariwisata Trisakti Demi Kemajuan SDM Pariwisata Indonesia

Selain wisata budaya dan alam, wisata belanja juga menjadi daya tarik utama. Produk lokal Indonesia, mulai dari kosmetik dan fesyen indie hingga kain tradisional, banyak diburu oleh wisatawan Malaysia.

Menurut laporan ASEAN Tourism Forum 2025, Indonesia kini menempati posisi ketiga destinasi wisata paling diminati di Asia Tenggara bagi wisatawan Malaysia, setelah Thailand dan Singapura.

Liburan singkat, pengeluaran efisien

AirAsia MOVE

Dalam periode kampanye, tercatat lebih dari 5.300 pencarian tiket pesawat harian dari Malaysia ke Indonesia melalui aplikasi AirAsia MOVE.

Wisatawan rata-rata menghabiskan 2–3 malam dengan biaya sekitar Rp730.000 per malam untuk akomodasi, menunjukkan minat tinggi pada konsep short getaway yang efisien dan terjangkau.

AirAsia MOVE memanfaatkan momentum ini dengan memperkuat ekosistem digitalnya, menghadirkan kemudahan bagi wisatawan dalam memesan tiket, hotel, dan aktivitas wisata melalui satu platform.

“Fokus kami bukan hanya menarik wisatawan, tapi juga memastikan mereka mendapatkan pengalaman yang seamless dan autentik. Dengan dukungan teknologi, kami ingin menjadikan perjalanan ke Indonesia lebih mudah dan menyenangkan,” tambah Arbi.

Baca juga: 6 Tren Wisata 2026, Dari Fan Voyage hingga Wisata Literasi

Kolaborasi strategis untuk pariwisata berkelanjutan

Kerja sama antara AirAsia MOVE dan Kemenpar RI ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kunjungan wisata, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi pelaku UMKM dan sektor kreatif lokal.

Dengan tren perjalanan pascapandemi yang semakin menekankan keberlanjutan dan pengalaman autentik, kampanye #MacamLokal menjadi contoh nyata bagaimana sinergi digital dapat membawa manfaat ekonomi dan budaya secara bersamaan.

Ke depan, kolaborasi ini akan diperluas ke negara-negara ASEAN lainnya, termasuk Singapura dan Filipina, guna memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata terkemuka di dunia.