Kesemutan di Tangan dan Kaki, Pertanda Diabetes?

MALE INSPIRE.id – Pernahkah Anda merasa kesemutan di bagian tangan atau kaki dalam waktu lama?

Dalam dunia medis, kesemutan di tangan atau kaki dikenal sebagai neuropati perifer. Kondisi ini merupakan komplikasi yang bisa berkembang pada penderita diabetes.

Umumnya, neuropati perifer berkembang seiring berjalannya waktu akibat kadar gula darah yang tinggi atau tidak terkendali.

Baca juga: Waspada Prostatitis, Penyakit Kelenjar Prostat yang Sering Menyerang Pria

Penyebab neuropati perifer

Kesemutan di tangan dan kaki juga dapat disebabkan oleh cedera atau penyakit lain, dilansir laman Very Well Health:

1. Cedera fisik dan infeksi

Semua jenis cedera fisik dapat menyebabkan kerusakan mekanis pada saraf atau sistem saraf. Patah tulang juga berdampak pada saraf di luar titik cedera.

Beberapa sumber umum cedera yang dapat memicu neuropati perifer meliputi:

  • Kecelakaan berkendara
  • Cedera akibat berolahraga
  • Operasi atau prosedur medis lainnya
  • Cedera akibat kekerasan atau tekanan pada bagian tubuh

Sementara itu, infeksi yang menyebabkan kerusakan saraf tepi antara lain:

  • Virus Varicella-zoster penyebab cacar air dan herpes zoster
  • Virus West Nile yang dibawa oleh nyamuk
  • Cytomegalovirus (virus umum yang menyebar melalui cairan tubuh)
  • Herpes simpleks
  • Penyakit Lyme
  • HIV

2. Gangguan darah atau pembuluh darah

Sistem vena dan arteri yang kompleks bertanggung jawab untuk membawa oksigen dan darah kaya nutrisi ke semua jaringan di tubuh, lalu mengembalikan darah yang terkuras ke jantung dan paru-paru.

Ketika ada gangguan pada sistem ini, dan jaringan atau saraf dibiarkan tanpa nutrisi dan oksigen penting, kerusakan dapat terjadi dengan cepat.

Diabetes, kebiasaan merokok, serta penyempitan pembuluh darah akibat tekanan darah tinggi atau kolesterol bisa menyebabkan neuropati perifer.

3. Penyakit autoimun

Peradangan dapat merusak jaringan di seluruh tubuh. Kondisi ini dinamakan peradangan sistemik.

Peradangan sistemik umum terjadi pada individu dengan penyakit autoimun. Pada penderita penyakit autoimun, tubuh akan menyerang jaringannya sendiri, termasuk serabut saraf.

Penyakit autoimun yang dapat membuat neuropati perifer berkembang meliputi:

  • Lupus: menyebabkan peradangan kronis
  • Sindrom Sjogren: merusak kelenjar penghasil kelembapan, membuat kelenjar sulit menghasilkan air mata dan air liur
  • Sindrom Guillain-Barre: sistem kekebalan menyerang saraf tepi yang disalahartikan sebagai infeksi
  • Polineuropati demielinasi inflamasi kronis: kehilangan jaringan lemak yang mengelilingi dan melindungi saraf, memengaruhi saraf tepi
  • Radang sendi: atau juga disebut rheumatoid arthritis

Baca juga: Kaitan antara Penghasilan Rendah dan Peningkatan Risiko Penyakit Jantung

4. Gangguan metabolik

Sistem metabolisme menentukan bagaimana makanan yang dikonsumsi akan diubah menjadi energi dan digunakan oleh tubuh.

Hormon, serta organ ginjal dan hati adalah bagian dari sistem ini. Sedikit gangguan di salah satu bagian tersebut dapat memicu masalah.

Kerusakan saraf merupakan akibat dari beberapa jenis gangguan metabolisme dan penyakit, antara lain:

  • Ketidakseimbangan hormon
  • Kekurangan vitamin B12 dan B6
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit liver
  • Konsumsi alkohol
  • Paparan zat beracun

5. Pengobatan atau perawatan tertentu

Beberapa obat atau perawatan medis dapat menyebabkan kesemutan di tangan dan kaki.

Perawatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi berisiko tinggi menyebabkan kerusakan saraf dan perkembangan neuropati perifer.

Neuropati perifer bahkan dapat berkembang bertahun-tahun setelah perawatan kanker dihentikan.

Apakah neuropati merupakan gejala diabetes?

Neuropati belum tentu merupakan gejala diabetes. Sebaliknya, kondisi ini adalah komplikasi stadium akhir dari penyakit diabetes.

Neuropati diabetes berkembang dari waktu ke waktu karena gula darah tinggi dan lemak dalam darah menyebabkan kerusakan saraf.

Diperkirakan, separuh dari semua penderita diabetes mengembangkan beberapa bentuk neuropati.

Individu yang menderita diabetes bersama kondisi berikut kemungkinan besar mengembangkan neuropati diabetik, yaitu:

  • Kegemukan
  • Penyakit ginjal
  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Penyalahgunaan alkohol
  • Merokok

Mengendalikan kadar gula darah dan mengatasi faktor risiko ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terkena neuropati diabetik.

Baca juga: Ejakulasi Setiap Hari, Apa Efeknya bagi Tubuh?

Pengobatan neuropati

Mengendalikan gula darah adalah langkah pertama dalam mengobati neuropati diabetik. Jika hal itu sudah dilakukan, sekitar satu tahun kemudian gejala neuropati kemungkinan bisa berkurang.

Jangan lupa melindungi diri dari cedera terkait neuropati (seperti menginjak benda tajam) dengan memakai alas kaki di sekitar rumah.

Jika langkah-langkah tersebut tidak membantu, tenaga kesehatan bisa menawarkan obat resep untuk mengurangi nyeri neuropati seperti neurontin atau obat antidepresan.

Obat-obatan itu terbukti mengurangi gejala sekitar 30-50 persen pada beberapa pasien. Namun, jangan lupa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter terkait penggunaan obat ini.

Beberapa perawatan lain yang dapat membantu mengurangi nyeri akibat neuropati perifer adalah:

  • Terapi fisik
  • Stimulasi listrik atau magnet
  • Olahraga
  • Krim topikal pereda nyeri (seperti krim capsaicin)

Kondisi lain terkait neuropati diabetik

Dalam beberapa kasus, kerusakan saraf akibat diabetes dapat meluas ke area di luar tangan dan kaki.

Beberapa masalah tambahan yang dapat timbul dari kerusakan saraf diabetik antara lain:

  • Gastroparesis: gangguan di mana lambung membutuhkan waktu lama untuk mengosongkan isi lambung
  • Hipotensi ortostatik: tekanan darah rendah akibat berdiri
  • Disfungsi ereksi: ketidakmampuan untuk meraih atau mempertahankan ereksi