MALE INSPIRE.id – Saat ini, Google merupakan mesin pencari yang banyak digunakan oleh penduduk di seluruh dunia untuk mencari informasi.
Banyaknya pengguna Google membuat para peretas memanfaatkan celah ini untuk melancarkan aksinya.
Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati saat berselancar di Google. Salah satunya yaitu tidak menulis kalimat tertentu di kolom mesin pencari Google agar tidak diretas.
Baca juga: Mengenal DuckDuckGo, Mesin Pencari Mirip Google yang Diblokir Kemenkominfo
Kalimat yang sebaiknya tidak ditulis di mesin pencari Google
Pakar kemanan siber dari Sophos mengingatkan pengguna internet untuk menghindari memasukkan kalimat tertentu di Google.
Pasalnya, baru-baru ini diketahui adanya upaya peretasan yang menargetkan warga Australia dan para pencinta kucing.
Para peretas menargetkan siapa saja yang mencari informasi dengan memasukkan kalimat “Apakah kucing Bengal legal di Australia?”.
Menurut Sophos, ketika seseorang mengetik kalimat tersebut di Google, peretas akan membajak hasil pencarian dengan menampilkan situs-situs palsu yang berisi malware.
Baca juga: CEO Google: AI Tidak bisa Gantikan Tugas dan Pekerjaan Programmer
Sebagai informasi, malware adalah program jahat yang dirancang untuk merusak dan menyusup ke perangkat.
Malware dapat menyebabkan kerusakan pada sistem perangkat dan memungkinkan terjadinya pencurian data atau informasi pribadi.
Jenis malware yang digunakan disebut GootLoader. Malware ini sudah ada selama hampir 10 tahun dan sebelumnya sempat digunakan oleh kelompok peretas asal Rusia, REVil.
“Setelah digunakan penjahat siber di balik ransomware REVil dan trojan perbankan Gootkit, GootLoader berevolusi menyediakan kemampuan mencuri informasi serta menggunakan perangkat pasca-eksploitasi,” jelas Sophos, dikutip laman Vice.
Para pakar siber melanjutkan, taktik yang digunakan peretas untuk menempatkan situs web berbahaya adalah dengan “meracuni SEO”.
Baca juga: Analis: Gen Z Tidak Gunakan Google untuk Cari Informasi
Mereka mengoptimalkan mesin pencari untuk membuat situs palsu tersebut berada di posisi teratas pencarian.
Dilansir laman Forbes, selain terancam diretas oleh hacker, pencarian kalimat tertentu juga dapat membuat pengguna dicurigai oleh pihak berwajib.
Hal itu dialami oleh sepasang suami istri di Long Island, New York pada 2013 ketika sedang mencari barang-barang rumah tangga sehari-hari.
Mereka tidak sengaja mengetik kalimat “bom panci presto” bersama kata “ransel” yang akhirnya membuat layar menampilkan bendera profil terorisme.
Diketahui, mesin pencarian itu terhubung dengan sistem komputer di departemen TI perusahaan tempat sang suami bekerja.
“Setelah pencarian yang tidak disengaja oleh pasangan ini, beberapa mobil SUV hitam berhenti di rumah mereka untuk memastikan mereka bukan teroris,” tulis Forbes.