CEO Google: AI Tidak bisa Gantikan Tugas dan Pekerjaan Programmer

MALE INSPIRE.id – Berbagai produk kecerdasan buatan (AI), seperti ChatGPT dan Google Gemini, kini mampu membuat aplikasi atau menulis kode pemrograman, kegiatan yang biasa dilakukan seorang programmer.

Karena sudah bisa menulis kode (coding), sebagian orang, terutama para programmer, merasa khawatir jika AI akan menggantikan pekerjaan mereka di masa depan.

Namun CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai mengatakan hal itu tampaknya tak perlu dikhawatirkan. Ia menyebut bahwa AI tidak akan pernah bisa menggantikan tugas dan pekerjaan programmer.

Baca juga: Menyoroti Kebiasaan Orang Gunakan Teknologi Chatbot AI, untuk Bikin Puisi hingga Cari Kerja

“AI akan membantu orang menyelesaikan pekerjaannya,” terang Pichai dalam acara di Carniege Mellon University, Pennsylvania, AS pekan lalu, dilansir WCCF Tech.

“Bagi programmer, AI akan meningkatkan efisiensi dan meringankan beban kerja mereka sehingga penulis kode (coder) bisa fokus di hal lain yang lebih kreatif.”

Di samping membantu meringankan pekerjaan programmer, Pichai juga memprediksi kehadiran AI di bidang teknologi informasi akan membuat lebih banyak orang melakukan coding atau menjadi programmer.

Pasalnya, hal tersebut bisa dilakukan dengan lebih mudah dari sebelumnya, berkat bantuan AI.

“AI juga akan membantu menurunkan tingkat kesulitan coding dan pembuatan program komputer, sebab AI bisa mengerti bahasa natural manusia,” sambung Pichai.

“Dalam hal ini, AI bisa dibilang sebagai alat yang memberdayakan kemampuan manusia untuk melakukan programming, sehingga kegiatan ini dapat diakses lebih banyak orang.”

Menurut dia, AI seharusnya tidak diartikan sebagai alat kecerdasan yang dibuat (artificial), melainkan kecerdasan yang bisa memberdayakan (enabling) atau meningkatkan kemampuan manusia.

Baca juga: Modus Penipuan Telepon Asing Menggunakan AI Marak di Korea Selatan

Manfaatkan AI atau kalah bersaing

Andrew Ng, perintis Google Brain, divisi Google AI yang membuat model pembelajaran AI bertipe deep learning sebelumnya juga mengutarakan pendapat serupa terkait AI.

Dalam seminar yang digelar Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand sekitar Juli 2024 lalu, Andrew yakin dan menyebut AI tidak akan menggantikan lapangan pekerjaan yang selama ini diisi manusia.

Namun, ada kemungkinan orang yang telaten menggunakan AI akan jauh lebih cerdas dalam bekerja ketimbang mereka yang tidak paham pemanfaatan AI.

Singkatnya, kesempatan kerja orang yang memahami penggunaan AI akan lebih besar, dan orang yang tidak memanfaatkannya bisa tergantikan.

Baca juga: Google Kembangkan Chatbot AI, Bisa Tiru Influencer dan Selebriti

“Pada sebagian besar pekerjaan, jika 20-30 persen pekerjaan itu menerapkan sistem otomatisasi, maka sisanya tentunya akan mengandalkan tenaga kerja manusia,” jelas Andrew.

“Ini juga berarti AI tidak akan bisa menggantikan pekerjaan manusia, dan manusia yang memakai AI bisa menggantikan pekerjaan manusia yang tidak memakai AI atau tidak tahu apa itu AI.”

Andrew juga berpandangan bahwa otomatisasi hanya akan membantu suatu perusahaan untuk menghasilkan inovasi baru saja.

Otomatisasi yang memanfaatkan AI tidak selalu berkaitan dengan efisiensi dan penghematan, dan tidak sepenuhnya menjadi teknologi yang menguntungkan bagi perusahaan di masa depan.