Smartphone dan Hubungan, Sahabat atau Musuh?

MALEINSPIRE.id – Di era digital saat ini, smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Di satu sisi, smartphone mempermudah komunikasi, menghubungkan orang dari berbagai penjuru dunia, dan mempererat hubungan.

Namun di sisi lain, smartphone juga bisa menjadi sumber gangguan, menciptakan jarak emosional bahkan saat kita sedang bersama orang-orang terdekat.

Notifikasi, media sosial, dan hiburan digital dapat dengan mudah mengalihkan perhatian kita dari interaksi langsung. Fenomena ini memunculkan istilah phubbing —mengabaikan orang di sekitar demi fokus pada ponsel.

Apa penyebab phubbing?

Seperti dilansir Science ABC, phubbing terjadi karena berbagai faktor psikologis dan sosial.

Salah satunya adalah Fear of Missing Out (FOMO), yaitu ketakutan ketinggalan informasi atau peluang, yang mendorong seseorang terus-menerus memeriksa ponselnya.

Studi juga menunjukkan FOMO dan kecemasan berhubungan erat dengan escapism, yaitu kecenderungan seseorang menghindari situasi tidak nyaman melalui smartphone.

Kecanduan terhadap notifikasi, “likes“, dan pesan juga menjadi pemicu utama.

Fitur instan pada ponsel memberikan kepuasan cepat (instant gratification), yang membuat pengguna makin sulit mengontrol penggunaan.

Studi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa waktu layar yang tinggi berhubungan dengan kecenderungan membuat keputusan impulsif dan rendahnya kontrol diri.

Dampak phubbing terhadap hubungan

Phubbing tidak hanya mengganggu percakapan, tetapi juga berdampak serius pada hubungan interpersonal, terutama hubungan romantis.

Studi menunjukkan bahwa phubbing dapat menimbulkan kecemburuan, menurunkan kepuasan hubungan, melemahkan ikatan emosional, hingga meningkatkan risiko depresi.

Phubbing juga merusak persepsi tentang kepedulian, kepercayaan, dan kualitas komunikasi antar individu. Lebih dari sekadar gangguan kecil, perilaku ini dianggap melanggar norma sosial dan dinilai tidak sopan oleh banyak orang.

Menariknya, studi menemukan bahwa phubbing lebih sering terjadi antara orang-orang yang memiliki kedekatan emosional seperti pasangan, keluarga, atau sahabat dibanding dengan orang asing.

Mengurangi phubbing: membangun koneksi yang sehat

Agar smartphone tidak merusak hubungan, berikut beberapa strategi:

  • Digital detox: Sisihkan waktu bebas gadget, terutama saat makan bersama, berdiskusi penting, atau saat berdua dengan pasangan.
  • Tetapkan batasan: Sepakati aturan penggunaan ponsel dalam hubungan, seperti tidak memakai ponsel setelah waktu tertentu atau saat berkegiatan bersama.
  • Latih mindfulness: Sadarilah kebiasaan mengecek ponsel dan prioritaskan kehadiran fisik dalam momen bersama pasangan.
  • Komunikasi terbuka: Bicarakan dampak phubbing dengan pasangan secara jujur. Pahami perspektif satu sama lain dan cari solusi bersama.

Dengan kesadaran dan upaya bersama, smartphone bisa tetap menjadi alat bantu, bukan penghalang dalam membangun hubungan yang sehat dan bermakna.