Benarkah Terong Goreng Bisa Menyebabkan Hipertensi? Ini 3 Faktanya

terong goreng

MALEINSPIRE.id – Beberapa waktu terakhir, linimasa media sosial ramai dengan klaim bahwa terong goreng dapat memicu hipertensi.

Unggahan dari akun Instagram @farehali*** menyebutkan bahwa proses menggoreng bisa merusak struktur alami sayuran dan menyebabkan sayur seperti terong menyerap banyak minyak.

Lemak dari minyak goreng inilah yang disebut-sebut sebagai penyebab meningkatnya tekanan darah.

Baca juga: 5 Cara Efektif Menghindari Kantuk Setelah Makan agar Tetap Fokus dan Produktif

Klaim tersebut sontak menuai pro dan kontra.

Banyak warganet merasa resah, terutama mereka yang gemar menyantap terong goreng atau sayuran goreng lain seperti kol dan brokoli.

Beberapa bahkan berkomentar bahwa mereka sering mengonsumsi makanan tersebut namun merasa sehat-sehat saja. Lantas, apakah benar terong goreng bisa memicu hipertensi?

Kandungan gizi terong dan dampaknya pada kesehatan

Terong sebenarnya merupakan salah satu sayuran yang kaya manfaat.

Mengandung serat, antioksidan nasunin, kalium, dan vitamin B kompleks, terong dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan menurunkan tekanan darah.

Menurut studi yang diterbitkan dalam Journal of Hypertension (2022), asupan sayur tinggi kalium terbukti membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam darah, yang berperan penting dalam mencegah hipertensi.

Namun, menurut Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K), internist sekaligus Chairman Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, manfaat tersebut akan berkurang jika terong diolah dengan cara yang tidak tepat.

“Terong punya efek anti-hipertensi sama seperti sayur dan buah lainnya, tapi manfaatnya lebih optimal jika diolah dengan cara direbus atau dikukus,” kata dia.

Baca juga: Seorang Pria Hanya Makan Junk Food Selama 700 Hari Namun Tetap Sehat, Kok Bisa?

Masalah muncul saat terong digoreng dengan tambahan garam atau penyedap rasa berlebihan.

Konsumsi natrium berlebih terbukti meningkatkan risiko hipertensi, karena menyebabkan tubuh menahan cairan dan meningkatkan volume darah dalam pembuluh.

Sayuran goreng tak selalu buruk, asal minyaknya tepat

terong goreng

Ahli gizi Toto Sudargo dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menambahkan bahwa sayur goreng tidak serta-merta berbahaya, asalkan minyak yang digunakan masih berkualitas baik.

“Beberapa vitamin seperti provitamin A, vitamin E, dan K justru diserap lebih optimal dengan adanya minyak,” ujarnya.

Artinya, terong goreng bisa tetap menyehatkan bila diolah dengan minyak baru dan suhu yang tepat (sekitar 170–180 derajat Celsius).

Namun, minyak yang sudah digunakan berulang kali alias minyak jelantah sebaiknya dihindari.

Menurut World Health Organization (WHO), minyak yang dipanaskan berulang kali akan menghasilkan senyawa aldehid dan akrolein, yang bersifat toksik dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, hingga kanker.

Selain itu, terong termasuk sayuran yang mudah menyerap minyak, sehingga porsinya perlu diperhatikan.

Mengonsumsi gorengan setiap hari dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (“kolesterol jahat”) yang berujung pada pembentukan plak di pembuluh darah. Proses ini, jika berlangsung lama, bisa memicu tekanan darah tinggi.

Baca juga: Rutin Makan Kacang Almond Bisa Bantu Jaga Kesehatan Usus dan Turunkan Risiko Peradangan

Terong goreng aman jika diolah dengan bijak

Jadi, klaim bahwa terong goreng secara langsung menyebabkan hipertensi tidak sepenuhnya benar.

Faktor utamanya bukan terletak pada sayurnya, melainkan pada cara pengolahan dan kualitas minyak yang digunakan.

Untuk tetap mendapatkan manfaat gizi dari terong tanpa risiko kesehatan:

  • Gunakan minyak segar dan hindari minyak jelantah
  • Batasi penggunaan garam dan penyedap rasa
  • Konsumsi gorengan secukupnya, tidak setiap hari
  • Kombinasikan dengan sayur rebus atau kukus agar asupan nutrisi lebih seimbang

Dengan cara ini, kita tetap bisa menikmati terong goreng yang lezat dan aman tanpa perlu khawatir soal tekanan darah tinggi.