Risiko Anemia dan Palpitasi Jantung akibat Sering Minum Matcha

MALEINSPIRE.id — Seorang perawat berusia 28 tahun, Lynn Shazeen, dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami anemia parah serta palpitasi jantung yang diduga dipicu oleh kebiasaannya mengonsumsi matcha.

Lynn mengaku mulai merasakan gejala kelelahan, kedinginan, hingga jantung berdebar-debar setelah enam bulan terakhir rutin minum matcha, setidaknya sekali dalam seminggu.

“Itu satu-satunya perubahan dalam pola makan saya. Saya dan dokter sudah mempertimbangkan banyak hal, tetapi pada akhirnya jelas matcha-lah penyebabnya,” ungkap Lynn, dikutip The Economic Times.

Pemeriksaan medis menunjukkan kadar zat besi dalam tubuh Lynn turun drastis, dari 23 menjadi 13.

Kondisi ini menyebabkan tubuhnya kekurangan sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen, sehingga ia didiagnosis menderita anemia. Ia kemudian mendapat perawatan berupa infus detoks serta terapi suplemen zat besi.

Dari saran Dokter hingga gejala mengkhawatirkan

Lynn mulai rutin mengonsumsi matcha sejak disarankan dokter untuk membantu mengatasi peradangan.

“Matcha dan teh hijau dikenal memiliki sifat anti-inflamasi, jadi saya memutuskan untuk minum seminggu sekali atau lebih,” jelasnya.

Namun, setelah tiga bulan, ia mulai merasakan kelelahan tidak biasa yang semakin parah seiring waktu.

Katekin dan dampaknya pada zat besi

Matcha berasal dari daun teh hijau muda yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Selain sebagai minuman, matcha kini populer digunakan sebagai campuran makanan seperti kue, donat, hingga panekuk.

Meski dikenal kaya antioksidan, studi National Institutes of Health menunjukkan bahwa teh hijau, termasuk matcha, mengandung senyawa katekin.

Senyawa alami ini dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh, sehingga berpotensi memicu anemia jika dikonsumsi secara berlebihan.

“Agak mengkhawatirkan memang, tapi sebagai tenaga kesehatan saya mencoba tetap tenang,” ujar Lynn.

Sejak menjalani perawatan, ia berhenti mengonsumsi matcha dan beralih hanya minum teh biasa. Untuk pemulihan, ia kini mengonsumsi suplemen zat besi dan vitamin C agar kadar zat besinya kembali normal.