Diet Semangka, Tren Viral TikTok yang Perlu Diwaspadai

MALEINSPIRE.id – Di tengah maraknya tren kesehatan di media sosial, watermelon diet atau diet semangka tengah menjadi perbincangan hangat di TikTok.

Banyak kreator konten membagikan pengalaman mereka yang hanya mengonsumsi semangka selama beberapa hari dengan klaim mampu menurunkan berat badan secara cepat sekaligus mendetoks tubuh.

Video berisi potongan semangka segar, tips penyajian, hingga testimoni pun viral dan membuat banyak orang penasaran. Namun, muncul pertanyaan penting: apakah diet ini aman atau justru berisiko?

Cara kerja diet semangka

Watermelon diet populer sejak 2022, meski tidak memiliki panduan resmi. Umumnya, pelaku diet hanya mengonsumsi semangka dalam jangka waktu tertentu, mulai dari tiga hari hingga lebih dari sebulan.

Ada yang mengolahnya menjadi jus, ada pula yang mencampurnya dengan lemon dan daun mint untuk dikonsumsi setiap hari.

Beberapa pengguna TikTok bahkan mengaku berhasil menurunkan berat badan cukup drastis, meski ada yang melaporkan efek samping seperti kram akibat kekurangan nutrisi.

Kandungan gizi semangka

Semangka pada dasarnya adalah buah rendah kalori dan kaya nutrisi. Satu cangkir semangka (sekitar 152 gram) hanya mengandung 46 kalori, namun tinggi vitamin dan mineral, antara lain:

  • Vitamin A untuk kesehatan mata
  • Vitamin B1 dan B6 untuk metabolisme energi serta pembentukan sel darah merah
  • Vitamin C untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh

Lebih dari 90 persen daging buah semangka terdiri atas air, sehingga membantu hidrasi dan memberi rasa kenyang.

Buah ini juga kaya citrulline yang diyakini dapat mengurangi peradangan, serta likopen, antioksidan yang melindungi dari risiko penyakit jantung dan kanker.

Apakah semangka bisa menurunkan berat badan?

Sejumlah studi menunjukkan konsumsi semangka dapat membantu mengontrol nafsu makan dan meningkatkan rasa kenyang.

Misalnya, studi menemukan bahwa mengganti camilan dengan semangka dapat menurunkan berat badan, persentase lemak tubuh, hingga rasio pinggang-pinggul.

Namun, belum ada studi yang membuktikan efektivitas diet semangka sebagai metode penurunan berat badan utama.

Penurunan berat badan yang dialami kemungkinan besar disebabkan defisit kalori ekstrem, bukan semangka itu sendiri. Berat badan yang turun pun umumnya berupa air dan massa otot, bukan lemak.

Studi tahun 2017 menegaskan bahwa penurunan berat badan yang terlalu cepat cenderung tidak bertahan lama, dan bisa berdampak buruk pada tubuh.

Risiko kesehatan

Mengandalkan semangka saja jelas tidak mencukupi kebutuhan gizi harian. Misalnya, satu buah semangka utuh hanya mengandung sekitar 27 gram protein dan 7 gram lemak —jumlah yang jauh di bawah rekomendasi Kementerian Kesehatan.

Kekurangan nutrisi ini bisa memicu malnutrisi, diare, dehidrasi, masalah ginjal, hingga ketidakseimbangan elektrolit.

Diet berbasis detox semacam ini juga tidak disarankan bagi penderita penyakit kronis atau mereka yang sedang mengonsumsi obat tertentu.

Lebih jauh lagi, studi menunjukkan diet ekstrem semacam ini tidak memberikan hasil jangka panjang. Justru, risiko yo-yo effect —berat badan kembali naik— cukup besar karena meningkatkan stres dan nafsu makan setelah diet dihentikan.

Kesimpulan

Meski semangka adalah buah sehat dan bernutrisi, menjadikannya satu-satunya sumber makanan dalam jangka panjang tidaklah aman.

Jika tujuan utama adalah menurunkan berat badan, cara terbaik tetap dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, serta bimbingan ahli gizi atau dokter.

Diet semangka mungkin terlihat menarik di TikTok, tetapi bukanlah solusi sehat untuk jangka panjang.