
MALE INSPIRE.id – Diet intermiten atau juga diet puasa dikenal efektif membantu menurunkan berat badan.
Namun, diet yang membatasi jam makan dalam sehari ini juga dapat memperlambat pertumbuhan rambut di kepala.
Hasil itu terungkap berdasarkan studi terbaru oleh tim peneliti dari Westlake University di Zhejiang, China, yang diterbitkan dalam jurnal Cell.
Baca juga: Sayuran Paling Sehat untuk Dikonsumsi, Menurut CDC
Diet intermiten adalah metode diet yang mengatur pola makan dengan cara membatasi waktu makan atau berpuasa dalam durasi tertentu.
Diet ini tidak menekankan pada jenis makanan yang boleh dikonsumsi, tetapi berapa lama seseorang boleh makan dalam sehari.
Dilansir Medical News Today, para peneliti menemukan bahwa diet intermiten dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti menurunkan berat badan, risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan penyakit Alzheimer.
Namun, studi lain juga menunjukkan potensi kerugian diet ini, seperti risiko lebih tinggi terkena batu empedu, kematian kardiovaskular, dan kanker usus besar.
Kini, sebuah studi terhadap manusia dan hewan terbaru melaporkan, diet intermiten dapat memperlambat pertumbuhan rambut.
Peneliti memulai studi terhadap tikus yang dicukur lalu diberi makan dengan menggunakan metode diet intermiten 16:8, yakni waktu makan 8 jam dan berpuasa 16 jam.
Baca juga: No Sugar Diet Viral, Haruskah Asupan Gula Dihentikan Total?
Sebagai perbandingan, peneliti juga menyiapkan kelompok kontrol berupa tikus yang dicukur tapi diberi akses tak terbatas ke makanan atau tanpa puasa intermiten.
Setelah dianalisis, para peneliti menemukan, tikus-tikus yang menjalani diet intermiten hanya mengalami pertumbuhan rambut sebagian setelah 96 hari.
Sementara, kelompok kontrol yang makan dengan normal menumbuhkan kembali rambutnya setelah 30 hari.
Tim peneliti menilai, pertumbuhan rambut yang melambat pada hewan yang melakukan diet intermiten disebabkan oleh stres pada sel induk folikel rambut atau hair follicle stem cells (HFSC).
Pada dasarnya, sel induk folikel rambut tidak mampu mengatasi stres yang terkait dengan peralihan dari penggunaan glukosa ke lemak.
Proses pertumbuhan rambut terjadi saat folikel rambut berada pada fase aktif. Pada kelompok kontrol, folikel menjadi aktif sekitar hari ke-20 dan tetap aktif untuk menumbuhkan rambut.
Namun, pada kelompok tikus yang menjalani diet intermiten, periode puasa yang lama menyebabkan folikel mati, sehingga pertumbuhan rambut terhambat.
Hasil uji klinis pada orang dewasa
Tim peneliti menindaklanjuti studi pada tikus dengan uji klinis kecil yang melibatkan 49 orang dewasa muda sehat.
Hasilnya, diet dengan cara berpuasa selama 18 jam setiap hari mengurangi pertumbuhan rambut rata-rata sebesar 18 persen.
Perlu dicatat, studi ini hanya menawarkan ukuran sampel yang kecil dan periode pengujian yang singkat.
Para peneliti berpendapat, hasil studi yang berbeda mungkin ditemukan pada sampel yang lebih besar.
Baca juga: Benarkah Diet Mediterania Bantu Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2?
“Populasi manusia sangat heterogen, jadi efeknya mungkin berbeda untuk setiap orang,” kata Bing Zhang, asisten profesor dan peneliti utama di School of Life Sciences di Westlake University, dikutip BBC Science Focus.
Zhang melanjutkan, tikus juga memiliki tingkat metabolisme yang sangat tinggi dibandingkan manusia.
Oleh karena itu, menurut dia, diet intermiten dan pergantian metabolisme memiliki efek yang lebih parah pada sel induk folikel rambut tikus.
Tim peneliti juga berencana menindaklanjuti studi ini melalui kerja sama dengan rumah sakit untuk menyelidiki bagaimana diet intermiten memengaruhi jenis sel punca lain.
Salah satu fokus utama tim peneliti adalah mengidentifikasi hubungan antara diet intermiten dan kecepatan penyembuhan luka.
“Kami melihat efek yang lebih ringan pada manusia. Masih ada sel induk yang mengalami apoptosis (mati), tetapi banyak HFSC yang bertahan hidup,” ujar Zhang.
“Jadi, masih ada pertumbuhan kembali rambut, hanya saja sedikit lebih lambat dari biasanya.”