MALE INSPIRE.id – Meski merupakan hal yang wajar ditemukan, ketombe tetap sangat menyebalkan.
Ketombe dapat mengganggu penampilan rambut, juga membuat kulit kepala gatal, sehingga kita tidak nyaman saat beraktivitas.
Timbul anggapan, jika ketombe adalah penyakit menular, atau kondisi yang disebabkan gaya hidup tidak bersih.
Baca juga: Gaya Rambut Quiff vs Pompadour, Mana yang Lebih Cocok?
Faktanya, pada kulit kepala yang bersih sekalipun, ketombe masih dapat ditemukan.
Mitos terkait ketombe yang tidak benar
Dr Madhuri Agarwal dari Yavana Aesthetics Clinic menerangkan empat mitos yang selama ini keliru soal ketombe, dilansir laman Vogue.
1. Ketombe adalah akibat dari kebiasaan tidak bersih
“Ketombe tidak ada hubungannya dengan kebersihan,” kata Agarwal.
“Ketombe disebabkan oleh beberapa faktor lain. Ini adalah respons fisiologis normal kulit kepala ketika siklus pergantian sel kulit terganggu, dan terjadi peningkatan pergantian sel dengan pengelupasan sel yang lambat.”
2. Ketombe lebih sering menyerang pria daripada wanita
Tidak sepenuhnya salah, namun ketombe menyerang pria pada kelompok usia tertentu.
“Remaja dan anak prapubertas lebih rentan mengalami ketombe karena perubahan hormon dan perkembangan kelenjar minyak,” sebut Agarwal.
“Pria dewasa juga lebih rentan karena jumlah kelenjar minyak yang lebih banyak dan fungsi penghalang kulit kepala yang lebih lemah.”
Baca juga: 14 Langkah Merawat Rambut Gondrong bagi Pria
3. Produk yang dijual bebas bisa mengatasi ketombe
Benar dan salah. Ketombe sebenarnya dapat ditangani dengan mengubah gaya hidup.
Hindari menggaruk atau menggesek kulit kepala, karena hal tersebut bisa membuat kondisi semakin parah.
Juga, selalu keramas secara teratur, apalagi jika banyak berkeringat. Saat keramas, jangan menggunakan air panas untuk kulit kepala.
Pastikan untuk membersihkan dan mensterilkan sisir serta aksesori rambut setiap minggu.
“Jika terjadi pengelupasan berlebihan dan tidak kunjung membaik meski sudah menggunakan sampo anti-ketombe, disertai rasa sakit, luka, bisul merah, keluarnya cairan, atau darah, segeralah berkonsultasi dengan dokter kulit,” ujar Agarwal.
4. Ketombe tidak dipengaruhi lingkungan, pola makan dan gaya hidup
Polusi dapat menyebabkan ketombe, menurut Agarwal.
“Bahan kimia pencemar seperti hidrokarbon bisa diserap kulit kepala dan menyebabkan penumpukan yang akhirnya menambah ketombe,” lanjutnya.
Cuaca yang berubah-ubah juga bisa memperburuk ketombe yang sudah ada.
Baca juga: 6 Hal yang Harus Dihindari Pria saat Mewarnai Rambut
Misalnya, ketika kita berpindah dari ruangan ber-AC yang dingin ke luar ruangan yang panas dan lembap, kulit kepala bisa menghasilkan keringat dan minyak lebih banyak, sehingga membuat ketombe menjadi lebih parah.
Agarwal menyarankan untuk menggunakan perlengkapan pelindung seperti topi atau syal agar kulit kepala terlindungi dari cuaca yang ekstrem.
“Cobalah mengidentifikasi produk-produk yang bisa memperburuk ketombe dan menghindarinya,” saran Agarwal.
Hindari juga gorengan, makanan yang mengandung gula berlebih, dan bahan pengawet, karena bisa mengurangi aktivitas minyak dari kelenjar keringat.
Sebagai gantinya, tambahkan buah-buahan segar, kecambah, keju cottage, tahu, dan setidaknya satu jenis sayuran berdaun hijau dalam diet sehari-hari.