MALEINSPIRE.id – Mendaki gunung menawarkan pengalaman yang memacu adrenalin dan menyegarkan jiwa.
Namun, kenyamanan dan keselamatan selama perjalanan sangat ditentukan oleh satu faktor krusial yang sering diabaikan pendaki pemula: memilih jam keberangkatan yang tepat.
Waktu saat mendaki gunung sangat berpengaruh pada kondisi fisik, cuaca, dan durasi total trekking.
Baca juga: Cerita Mengharukan Kucing Selamatkan Jurnalis yang Nyaris Tewas Kedinginan di Pegunungan
Tips memilih waktu mendaki gunung
Agar pendakian kita berjalan lancar tanpa drama yang tidak perlu, berikut adalah panduan strategis untuk menentukan waktu terbaik memulai perjalanan:
1. Subuh: jendela waktu paling ideal
Waktu terbaik untuk memulai perjalanan trekking adalah pada rentang pukul 4.00–6.00 pagi.
- Kondisi optimal: pada jam-jam ini, suhu udara masih sejuk, sinar matahari belum terasa menyengat, dan tubuh berada dalam kondisi paling segar setelah istirahat malam.
- Manajemen waktu: memulai lebih awal memberikan kita jeda waktu yang panjang untuk berjalan hingga sore hari tanpa terburu-buru.
- Pemandangan: pemandangan pagi hari, khususnya saat matahari terbit, biasanya lebih jernih dan memberikan pengalaman visual yang maksimal.
2. Menghindari risiko tinggi di siang hari

Sebisa mungkin, pendakian utama sebaiknya tidak dimulai setelah pukul 10.00 pagi.
Di rentang waktu tersebut, intensitas matahari sudah sangat terik, yang dapat mempercepat pengurasan energi dan meningkatkan risiko dehidrasi, terutama pada jalur yang terbuka.
Jika kamu tiba di basecamp pada siang hari, disarankan untuk beristirahat total terlebih dahulu, melakukan persiapan logistik, dan menunda pendakian hingga sore hari, dengan perhitungan waktu tiba di pos berikutnya tidak melewati gelap total.
Baca juga: Jalur Pendakian di Gunung Rinjani Segera Dibuka Kembali
3. Pendakian sore: opsi yang membutuhkan perhitungan matang
Beberapa pendaki memilih untuk mendaki gunung pada sore hari, sekitar pukul 16.00–17.00. Pilihan ini diperbolehkan, asalkan perhitungan estimasi waktu perjalanan sangat akurat.
Jika waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pos atau area camp pertama melebihi tiga jam, sebaiknya pendakian ditunda.
Jalur gunung di malam hari sangat berisiko, khususnya bagi pendaki yang minim pengalaman.
Pastikan kamu dilengkapi dengan headlamp atau senter yang memadai, jaket tebal, dan perlengkapan keselamatan karena suhu malam dapat turun drastis.
4. Kenali ritme lingkungan: cek waktu matahari
Setiap gunung memiliki karakteristik dan zona waktu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui secara spesifik kapan matahari terbit dan kapan matahari terbenam di lokasi pendakian.
Data ini berfungsi sebagai acuan krusial untuk mengatur waktu istirahat, sesi makan, dan kapan kamu harus berhenti berjalan untuk mendirikan tenda.
Dengan informasi yang akurat, kita bisa memperkirakan waktu terbaik untuk menghentikan aktivitas berjalan agar tidak terjebak dalam kegelapan.
5. Prioritaskan kondisi fisik dan prakiraan cuaca

Meskipun pagi hari adalah waktu yang ideal mendaki gunung, kondisi fisik tetap menjadi faktor penentu utama keselamatan.
Jika tubuh sedang tidak fit atau jika prakiraan cuaca menunjukkan potensi hujan lebat, angin kencang, atau kabut tebal, keputusan terbaik adalah menunda pendakian.
Selalu gunakan aplikasi prakiraan cuaca yang kredibel (seperti BMKG) untuk memitigasi potensi risiko cuaca ekstrem.
Baca juga: Gunung di Ekuador Jadi yang Tertinggi di Dunia, Bukan Everest
6. Manajemen waktu turun yang aman
Selain waktu mendaki gunung, perhitungan waktu turun juga krusial. Jadwal turun yang paling aman umumnya adalah antara pukul 06.00–14.00, tergantung pada jarak tempuh ke basecamp.
Jangan berlama-lama menikmati sunrise; segera bersiap untuk perjalanan kembali. Menunda waktu turun hingga terlalu sore dapat menyebabkan Anda kehabisan cahaya dan meningkatkan risiko terpeleset di jalur yang licin.