MALEINSPIRE.id – Isu tentang pernikahan dan perceraian selalu menjadi topik hangat di media sosial, terutama ketika menyangkut resep hubungan yang langgeng.
Belakangan, linimasa Instagram diramaikan oleh perbincangan seputar klaim bahwa menikah dengan sahabat sendiri bisa menjadi kunci kebahagiaan rumah tangga.
Unggahan dari akun populer @mimpises*** menuliskan, “Menurut sebuah studi, menikah dengan sahabat sendiri terbukti lebih bahagia dan meminimalisir perceraian.”
Baca juga: Kisah Unik Pasangan di India, Bercerai Akibat Anjing dan Kucing Peliharaan Tidak Akur
Kalimat sederhana itu langsung memicu perdebatan panjang di kolom komentar —ada yang setuju, ada pula yang skeptis.
Sebagian warganet menilai bahwa sahabat justru terlalu “terbiasa” satu sama lain sehingga sulit menumbuhkan rasa romantis.
Namun tak sedikit yang membenarkan bahwa hubungan yang berawal dari persahabatan memang lebih kuat karena sudah mengenal karakter masing-masing sejak lama.
Kata ilmuwan dan psikolog soal menikah dengan sahabat

Psikolog Danti Wulan Manunggal menjelaskan bahwa sejumlah kajian psikologi menunjukkan korelasi positif antara persahabatan dan stabilitas pernikahan jangka panjang.
“Ketika pasangan saling memperlakukan satu sama lain seperti sahabat terbaik, kualitas hubungan meningkat signifikan. Persahabatan berfungsi sebagai bahan bakar emosional yang menjaga keintiman dan rasa saling menghargai,” tutur dia.
Salah satu studi dari National Bureau of Economic Research (NBER), Kanada, menemukan bahwa pasangan yang menganggap pasangannya sebagai sahabat memiliki tingkat kebahagiaan dua kali lipat lebih tinggi dibanding pasangan biasa.
Temuan serupa juga dikemukakan oleh pakar relasi dari University of Washington, yang menyebut bahwa kualitas persahabatan dalam pernikahan lima kali lebih penting daripada aspek seksual dalam menjaga keutuhan rumah tangga.
Baca juga: Perut Pria Menjadi Buncit Setelah Menikah, Apa Sebabnya?
Menurut Danti, kekuatan hubungan semacam ini bukan karena pasangan kebal terhadap masalah, melainkan karena mereka lebih mampu menyelesaikannya tanpa konflik berkepanjangan.
“Kepercayaan, komunikasi terbuka, dan ikatan emosional yang kuat membuat pasangan lebih tangguh menghadapi ujian,” ujarnya.
Mengapa menikah dengan sahabat bisa lebih stabil?

Danti menjelaskan bahwa pasangan yang berawal dari sahabat biasanya sudah saling mengenal dari berbagai sisi —baik kelebihan maupun kekurangannya.
“Tidak ada yang perlu ditutupi. Mereka sudah tahu bagaimana pasangannya bereaksi terhadap stres, masalah, atau kegembiraan,” katanya.
Kondisi ini melahirkan ekspektasi yang realistis, bukan idealisasi berlebihan. Hal tersebut membantu mengurangi gesekan akibat ketidaksesuaian karakter setelah menikah.
Selain itu, komunikasi terbuka yang menjadi ciri khas hubungan persahabatan juga berlanjut dalam kehidupan rumah tangga.
“Ketika ada ruang aman untuk berbicara tanpa takut dihakimi, konflik lebih mudah dikelola karena kedua pihak merasa didengar,” tutur Danti.
Rasa percaya yang telah terbangun selama bertahun-tahun juga menjadi pondasi kokoh untuk menghindari kecemburuan dan rasa curiga.
Menurut data dari Gottman Institute, lembaga riset pernikahan di Amerika Serikat, kepercayaan dan persahabatan adalah dua faktor terbesar yang memprediksi keberlangsungan pernikahan di atas 10 tahun.
Selain itu, pasangan yang dulu bersahabat seringkali telah menghadapi berbagai tantangan bersama —dari masalah pekerjaan, keluarga, hingga konflik pribadi.
Pengalaman ini membentuk kemampuan problem-solving yang matang, membuat mereka lebih siap menghadapi dinamika rumah tangga.
Baca juga: Kisah Pria yang Diajak Bertunangan Setelah Berkencan Selama 15 Menit
Keselarasan nilai dan dukungan emosional
Tak hanya kedekatan emosional, pasangan yang menikah dengan sahabat umumnya memiliki kesamaan nilai hidup, minat, dan visi jangka panjang. Hal ini menciptakan kolaborasi yang lebih harmonis dalam membangun rumah tangga.
Dukungan emosional pun hadir secara alami bagi mereka yang menikah dengan sahabat.
“Sahabat sejati biasanya menjadi tempat pulang di saat sulit. Ketika peran itu terbawa ke dalam pernikahan, hubungan jadi lebih hangat dan penuh empati,” kata Danti.
Meskipun tidak semua hubungan sahabat berujung pada pernikahan, riset dan pengalaman menunjukkan bahwa fondasi persahabatan memberikan peluang lebih besar bagi pernikahan yang bahagia dan tahan lama.