Cara Bijak Menangani Silent Treatment yang Dilakukan Pasangan

MALE INSPIRE.idSilent treatment adalah bentuk komunikasi pasif-agresif, di mana seseorang memilih untuk diam sebagai respons terhadap masalah.

Hal ini kerap ditemui dalam suatu hubungan, dan jika dibiarkan dapat memberikan dampak yang negatif dalam hubungan tersebut untuk jangka panjang.

Ketika pasangan menerapkan silent treatment, bisa diperkirakan kita akan merasa frustrasi dan bingung menghadapinya.

Baca juga: Kata Ahli Soal FWB, Coba Renungkan Lagi

Cara bijak menangani silent treatment dari pasangan

Ada cara yang bijak untuk menyikapi silent treatment dari pasangan, sehingga kita bisa memperbaiki hubungan itu. Berikut penjelasannya:

1. Bersikap tenang

Sebaiknya, kita tidak terpancing emosi ketika pasangan memilih diam.

Sikap tenang akan membantu mengurangi potensi konflik lebih besar. Berikan waktu pada pasangan untuk merenung dan memahami apa yang dirasakannya.

Baca juga: 7 Tanda Seseorang Memiliki Good Vibes, Apakah Anda Termasuk?

2. Melihat akar masalah

Silent treatment sering kali muncul karena adanya ketidakpuasan yang tidak terungkap.

Cobalah untuk memahami apa yang mungkin menjadi penyebab pasangan bersikap demikian.

3. Berkomunikasi secara terbuka dan halus

Ketika suasana mulai membaik, ajak pasangan untuk berdiskusi secara terbuka.

Gunakan kata-kata yang menunjukkan kita berempati kepadanya, seperti, “Saya ingin tahu apa yang sedang kamu rasakan, supaya kita bisa menyelesaikannya bersama.”

Baca juga: Pria Juga bisa Alami Baby Blues, Apa Sebabnya?

4. Tidak menghakimi

Hindari menyalahkan pasangan secara langsung. Sikap defensif hanya akan membuat si dia semakin sulit untuk membuka diri. Cobalah berfokus mencari jalan keluar atau solusi, bukan mencari siapa yang patut disalahkan.

5. Memberikan ruang

Jika pasangan ingin waktu sendiri, kita bisa memberikannya ruang. Alangkah baiknya jika kita tidak memaksa dia untuk segera menyelesaikan masalah.

Silent treatment bukanlah cara yang sehat dalam menyelesaikan konflik, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kita bisa mengubahnya menjadi kesempatan untuk memperbaiki komunikasi.