MALEINSPIRE.id – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menegaskan kembali komitmen strategisnya untuk memperkuat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta pelaku ekonomi kreatif sebagai ekosistem pendukung utama pariwisata Indonesia.
Penguatan ini akan diimplementasikan melalui berbagai program strategis yang dijadwalkan dalam tahun anggaran 2026.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, dalam rapat kerja bersama Komisi VII di Gedung DPR RI, menjelaskan dasar dari fokus kebijakan ini.
Baca juga: Hasil Survei Agoda, Daya Tarik Indonesia Sebagai Tujuan Wisata Kian Meningkat
Berdasarkan data OSS (Online Single Submission) dari Kementerian Investasi/BKPM, sebanyak 96,3 persen dari 2,55 juta usaha pariwisata yang terdaftar merupakan UMKM.
Sektor krusial ini mencakup hotel, restoran, kafe, biro perjalanan, arena permainan, dan beragam jasa pariwisata yang beririsan erat dengan ekonomi kreatif.
Melihat kontribusi masif tersebut, Widiyanti menekankan bahwa Kementerian Pariwisata akan terus memperkuat dukungan bagi UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang menjadi bagian integral dari rantai nilai pariwisata.
Program dari Kementerian Pariwisata untuk UMKM

Widiyanti memaparkan beberapa program yang akan dilanjutkan dan diperkuat pada tahun 2026:
-
Kurasi Daya Tarik dan Usaha: Program kurasi daya tarik wisata akan dilanjutkan, termasuk kurasi usaha yang dijalankan oleh UMKM dan pelaku ekonomi kreatif di sektor pariwisata.
-
Program Branding Spesifik: Memperkuat program Wonderful Indonesia Gourmet (WIG) untuk kuliner dan Wonderful Indonesia Wellness (WIW) untuk kesehatan, yang diikuti dengan pendampingan usaha relevan di destinasi.
-
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja: Pelatihan berbasis kompetensi akan terus diperluas untuk memastikan tenaga kerja memiliki keterampilan yang dibutuhkan, yang esensial untuk pengembangan usaha dan pelayanan pariwisata berkualitas.
Selain itu, Kementerian Pariwisata akan menyusun pola perjalanan baru yang mencakup cultural heritage, pariwisata ramah Muslim (Muslim tourism), dan marine tourism.
Pola perjalanan ini secara khusus akan melibatkan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang membentuk pengalaman wisata otentik.
“Storytelling dalam pola perjalanan ini akan menjadi fondasi penting bagi calon pengusaha pariwisata untuk memahami kurasi produk dan mengembangkan usaha yang sesuai karakter destinasi,” ujarnya.
Baca juga: AirAsia MOVE dan Kemenpar RI Catat Lonjakan Wisatawan Malaysia pada 2025
Diplomasi kuliner dan penguatan kawasan prioritas

Widiyanti juga menyampaikan bahwa Kementerian Pariwisata, melalui Badan Pelaksana Otorita di Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Yogyakarta, akan mendorong penguatan pelaku UMKM di dalam kawasan pengembangan prioritas tersebut.
Secara global, program kolaborasi lintas kementerian bertajuk S’RASA akan diperkuat untuk mendukung keberadaan restoran Indonesia di luar negeri, yang merupakan bagian dari diplomasi kuliner dan pengenalan budaya Indonesia.
“Kami juga akan menampilkan UMKM dan produk kreatif yang relevan dalam berbagai agenda pemasaran, termasuk program co-branding Wonderful Indonesia,” tambahnya.
Baca juga: Kemenparekraf Perkuat Ekosistem Gim Lewat Masterclass IC Fest 2024
Menurut Widiyanti, pemanfaatan karya UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang terhubung dengan pariwisata berdampak strategis dalam membangun koneksi emosional yang mampu meningkatkan minat wisatawan mancanegara terhadap Indonesia.
Menanggapi paparan tersebut, Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mendorong Kemenpar untuk merumuskan program kerja yang lebih detail dan terstruktur dengan fokus kuat pada pemberdayaan UMKM.
Ia juga menyarankan agar kementerian memaksimalkan potensi wisata berbasis komoditas lokal, seperti kopi dan kekayaan alam lainnya, sebagai daya tarik yang memperkuat nilai ekonomi pariwisata nasional.