
MALEINSPIRE.id – Dalam rangka memperingati Hari Bumi, GreenTeams (PT Trusur Unggul Teknusa) bersama Ecoxyztem mengadakan diskusi bertajuk “Peta Jalan Dekarbonisasi Industri di Indonesia: Strategi Menuju Net Zero 2050” di kawasan industri MM2100.
Acara ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah, ahli lingkungan, dan pelaku industri dari 10 sektor yang wajib menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK).
GreenTeams, sebagai penyedia teknologi pemantauan kualitas udara dan emisi, menyatakan komitmennya mendukung proses dekarbonisasi industri melalui data akurat dan transparan.
Pendiri GreenTeams, Jaja Ahmad Subarja, menekankan pentingnya data dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan untuk pengurangan emisi serta pemenuhan regulasi lingkungan.
“Kami optimis dekarbonisasi industri Indonesia dapat tercapai dengan dukungan teknologi yang menghasilkan data yang akurat, transparan, dan dapat ditindaklanjuti,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima maleinspire.id.
“GreenTeams siap mendampingi industri dan regulator dalam pemantauan kualitas udara dan emisi secara berkelanjutan, guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.”
Diskusi dibuka oleh pejabat dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kawasan Industri MM2100.
Salah satu sorotan utama adalah pentingnya peta jalan dekarbonisasi dalam menjaga daya saing industri Indonesia di pasar global, terutama yang kini semakin memperhatikan aspek keberlanjutan.
Perwakilan dari Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa peta jalan dekarbonisasi sektor industri sedang dalam tahap finalisasi dan direncanakan akan dipublikasikan pada AIGIS Summit 2 bulan Agustus mendatang.
Sri Gadis Pari Bekti, Ketua Tim Dekarbonisasi Industri, Kementerian Perindustrian menerangkan, dokumen ini menargetkan pencapaian Net Zero Emission pada 2050, sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional.
“Kementerian Perindustrian sedang menyiapkan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri yang direncanakan akan bisa dipublikasikan dalam waktu dekat.”
“Roadmap ini bertujuan memfasilitasi transisi yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan target keberlanjutan untuk pencapaian Net Zero Emission Sektor Industri pada 2050,” ujarnya.
Diskusi menghadirkan panelis dari kalangan pemerintah, akademisi, dan praktisi, termasuk pakar ESG Maria R. Nindita Radyati dan Tenaga Ahli Menteri KLHK Mohamad Bijaksana Junerosano.
Mereka menyoroti bahwa keberlanjutan kini menjadi standar dalam rantai pasok global. Produk dengan jejak karbon tinggi berisiko ditolak pasar, meskipun berkualitas tinggi secara teknis.
Langkah konkret seperti pemasangan Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPKUA) di kawasan industri juga dipandang penting dalam menyediakan data yang dibutuhkan untuk kebijakan yang tepat.
Sinergi lintas sektor diharapkan mempercepat transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.