Ternate dan Tolitoli: 2 Pilar Pariwisata Indonesia yang Mengangkat Edukasi dan Konservasi

Batu Angus Ternate

MALEINSPIRE.id – Indonesia Timur, khususnya kawasan Ternate (Maluku Utara) dan Tolitoli (Sulawesi Tengah) menyimpan kekayaan alam dan sejarah yang luar biasa, yang kini tengah dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis edukasi dan konservasi.

Dua fokus utama yang menarik perhatian adalah Geoheritage Laut Batu Angus di Ternate dan Konservasi Kima di Tolitoli.

Seperti apa kedua destinasi wisata yang dimaksud?

Baca juga: Agoda dan Archipelago International Bersinergi Perkuat Industri Pariwisata Indonesia di Tengah Lonjakan Wisatawan 2025

Memperkuat wisata sejarah geologi di Ternate

Batu Angus Ternate

Ternate memiliki kekayaan alam yang unik, salah satunya adalah Laut Batu Angus di lereng Gunung Gamalama, Ternate Barat.

Sisa-sisa letusan Gunung Gamalama pada abad ke-17 ini kini bertransformasi menjadi peninggalan bersejarah yang menawarkan perpaduan wisata edukasi, petualangan, dan rekreasi.

Wisatawan dapat menikmati panorama Kota Ternate dari ketinggian melalui kegiatan trekking di area barat. Selain itu, kawasan Batu Angus juga mencakup pantai yang indah di pesisir Kulaba, Ternate Barat.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate, Rustam Pandjab Mahli, menegaskan bahwa erupsi Gunung Api Gamalama tahun 1773 merupakan rekaman ilmiah yang berharga.

Kawasan ini memiliki nilai geoheritage yang sangat potensial untuk dijadikan sarana pendidikan dan penelitian.

Baca juga: Pesona Dieng, Negeri di Atas Awan dengan Panorama dan Budaya yang Memikat

“Kami menawarkan area Batu Angus dari letusan Gunung Api yang menciptakan hamparan luas dan keunikannya.”

Akhir tahun ini kami mendapat kunjungan luar biasa dari masyarakat menyangkut tentang kawasan Batu Angus di Kelurahan Kulaba,” ujar Rustam Pandjab Mahli.

Pada tahun 2025, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, memutuskan penetapan warisan geologi atau geoheritage Kota Ternate.

Keputusan ini menjadi landasan formal bagi pengembangan warisan geologi tersebut menjadi kawasan terpadu untuk wisata, pendidikan, dan penelitian.

Upaya mandiri penyelamatan biota laut Kima di Tolitoli

Konservasi Kima

Selain Ternate, di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, terdapat inisiatif wisata edukasi yang berfokus pada Konservasi Kima.

Kima (Tridacna spp.) merupakan salah satu biota paling penting bagi kehidupan ekosistem laut, namun saat ini statusnya terancam punah.

Ketua Tim Konservasi Kima Tolitoli Labengki, Habib Nadjar Buduha, menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap biota laut ini, meskipun di beberapa negara berlaut tropis, konservasi Kima mendapatkan pendanaan penuh dari pemerintah.

“Pernah 2016 ada Rencana Aksi Nasional Konservasi Kima Indonesia oleh KKP dengan target minimal satu konservasi Kima di Indonesia. Tetapi sampai berakhir 2020, itu tidak terjadi,” kata Habib Nadjar.

Baca juga: Pulau Untung Jawa, Destinasi Digital Favorit di Kepulauan Seribu dengan 7.000 Wisatawan per Bulan

Habib mengatakan bahwa gagasan Konservasi Kima berawal dari keprihatinannya terhadap ancaman kepunahan Kima.

Ia melakukan riset secara mandiri hingga berhasil menemukan spesies Kima asli Indonesia, yaitu Kima Bole.

Untuk menjaga keberlangsungan konservasi ini, kawasan tersebut menerapkan regulasi kunjungan yang ketat.

Tiket masuk ditetapkan sebesar Rp100.000 bagi turis asing dan Rp40.000 per orang untuk wisatawan lokal.

Hal ini menunjukkan upaya serius dalam menjaga keseimbangan antara edukasi konservasi dan perlindungan biota langka.