10 Daftar Kota Terancam Tenggelam pada Tahun 2100

kota terancam tenggelam

MALEINSPIRE.id – Kombinasi antara kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global dan penurunan muka tanah (land subsidence) kini menjadi ancaman eksistensial nyata bagi kota-kota pesisir. Beberapa kota terancam tenggelam di masa mendatang.

Prediksi ilmiah menunjukkan bahwa pada tahun 2100, sejumlah kota besar dunia berisiko menghilang jika tidak segera dilakukan intervensi yang signifikan.

Jakarta sering disebut dalam laporan World Economic Forum sebagai salah satu kota terancam tenggelam tercepat di dunia.

Penurunan permukaan tanah di ibukota Indonesia ini mencapai 25 cm per tahun di wilayah tertentu, jauh melampaui rata-rata global.

Eksploitasi air tanah yang berlebihan dan urbanisasi yang masif menyebabkan 40 persen wilayah Jakarta kini berada di bawah permukaan laut.

Realitas inilah yang menjadi salah satu pendorong utama pemerintah untuk mempercepat pemindahan ibukota dari Jakarta ke Ibu kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur sebagai strategi adaptasi jangka panjang.

Pemetaan kota terancam tenggelam pada 2100

kota terancam tenggelam

Bukan hanya Jakarta, krisis ini melanda kota-kota besar di berbagai benua dengan penyebab yang serupa, yakni tekanan pembangunan dan perubahan iklim.

Berikut adalah kota terancam tenggelam pada 2100 selain Jakarta.

  • Bangkok, Thailand: Mengalami penurunan tanah lebih dari 1 cm per tahun. Kota ini diperkirakan akan berada di bawah permukaan laut pada 2030. Pemerintah setempat mulai membangun taman kota raksasa yang berfungsi sebagai waduk penampung air hujan untuk mitigasi banjir.

  • Dhaka, Bangladesh: Meskipun emisi karbonnya rendah, Bangladesh menjadi korban utama kenaikan air laut. Pada 2050, diperkirakan 17 persen wilayah negara ini tenggelam, memaksa 18 juta orang mengungsi.

  • Lagos, Nigeria: Sebagai kota terbesar di Afrika, garis pantai Lagos terus tergerus erosi. Kenaikan air laut setinggi 1-2 meter diprediksi akan memberikan dampak katastrofik bagi aktivitas ekonominya.

  • Venesia, Italia: Kota bersejarah ini tenggelam sekitar 0,2 cm setiap tahun. Italia telah menginvestasikan miliaran dolar untuk proyek MOSE, sebuah sistem pintu air raksasa untuk menghalau banjir pasang.

  • Rotterdam, Belanda: Sekitar 90 persen wilayahnya sudah berada di bawah permukaan laut. Belanda kini menjadi pemimpin dunia dalam solusi adaptasi melalui proyek “Room for the River” dan pembangunan tanggul raksasa.

  • Houston dan New Orleans, AS: Kedua kota ini mengalami amblesan tanah akibat ekstraksi air tanah dan minyak. Posisi yang berada di delta sungai membuat wilayah ini sangat rentan terhadap badai ekstrem seperti Badai Harvey.

Upaya adaptasi dan solusi masa depan

kota terancam tenggelam

Fenomena banyaknya kota terancam tenggelam ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan pembangunan berkelanjutan.

Langkah-langkah seperti pembatasan penggunaan air tanah, pembangunan infrastruktur pelindung pantai, hingga penyediaan ruang terbuka hijau sebagai area resapan menjadi kunci untuk memperlambat laju tenggelamnya daratan.

Perubahan iklim bukan lagi sekadar prediksi masa depan, melainkan tantangan yang harus dijawab dengan inovasi teknologi dan kebijakan lingkungan yang ketat mulai saat ini.