
MALEINSPIRE.id – Pria bernama Milton Wilborn, pemilik perusahaan pintu garasi di Virginia, AS, pertama kali merasakan gejala kanker prostat berupa rasa nyeri di paha dan pinggul.
Gejala terkait kanker prostat mulai muncul pada musim semi tahun 2015. Saat itu, Milton sedang berada di gym dan mulai jogging di atas treadmill.
Paha kirinya mulai terasa sakit, dan rasa sakitnya berpindah ke pinggul, dilanjut di sisi kiri bawah punggungnya juga mulai sakit.
“Saat itulah masalah prostat saya mulai muncul. Mungkin masalah itu sudah terjadi sejak lama, tetapi saya tidak mengetahuinya,” kata Milton, dikutip laman Prostate Cancer Foundation.
Sekitar bulan Oktober 2015, Milton merasakan gejala lain yakni kesulitan untuk buang air kecil.
“Saya tidak bisa pergi ke kamar mandi. Saya tidak bisa buang air kecil. Saya sangat kesakitan,” tutur Milton.
Ia kemudian pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan. Namun, setelah kembali ke rumah, rasa sakitnya masih terus berlanjut.
Beberapa bulan kemudian, ia tidak sanggup karena rasa sakit di punggungnya tidak kunjung membaik. Akhirnya pada Januari tahun berikutnya, ia memutuskan untuk menjalani pemeriksaan fisik.
Milton menjalani tes darah dan hasilnya normal. Namun tiga hari kemudian, ada telepon dari rumah sakit yang mengatakan bahwa nyeri di punggungnya disebabkan oleh masalah prostat.
“Mereka mengatakan PSA (protein yang diproduksi kelenjar prostat) saya sangat tinggi, di angka 200-an, dan nyeri di punggung saya disebabkan oleh prostat saya,” kata Milton.
Ia kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan seorang dokter urologi menyampaikan bahwa Milton menderita kanker prostat.
Hal itu membuat Milton dan pasangannya terkejut, sebab beberapa hari sebelumnya tes darah menunjukkan hasil yang normal.
Dokter urologi memberi tahu Milton bahwa dia bisa menjalani operasi pengangkatan testisnya untuk menghentikan produksi testosteronnya ke spesialis onkologi.
Menuruti hal itu, Milton pergi ke dokter onkologi dan mendapati bahwa kanker prostatnya sudah menyebar ke luar prostat, dan tidak dapat disembuhkan.
Dokter memberikan solusi untuk mengendalikannya dengan memberikan terapi hormon, berupa suntikan di lambung setiap tiga bulan untuk membantu menghentikan produksi testosteron.
Milton diberi steroid selama 14 hari dan menyuruhnya kembali setelah itu untuk memulai kemoterapi, dengan taxotere.
Dokter juga memberinya morfin untuk meredakan rasa sakitnya selama masa perawatannya.