Dampak Stres pada Kesehatan Kulit dan Rambut, dari Jerawat hingga Penuaan Dini

MALEINSPIRE.id – Stres tidak hanya memengaruhi kondisi mental, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah pada tubuh, termasuk kulit dan rambut.

Ketika dialami secara berlebihan, stres sering kali muncul dalam bentuk gangguan yang tampak di permukaan kulit.

“Stres dan kecemasan mengacaukan pikiran, lalu menciptakan ketidakseimbangan dalam tubuh yang memicu masalah kesehatan, termasuk kondisi kulit yang membuat frustrasi,” ujar dr Viral Desai, spesialis kulit serta ahli bedah plastik dan transplantasi rambut di India, dikutip Hindustan Times.

Bagaimana stres memengaruhi kulit?

Dr Satish Bhatia, spesialis kulit dari Indian Cancer Society di Mumbai, menambahkan bahwa stres dan kecemasan kerap muncul akibat gaya hidup serba cepat serta tekanan kerja yang tinggi.

Kondisi ini memengaruhi sistem endokrin, memicu perubahan hormonal, dan meningkatkan produksi hormon seperti kortisol, epinefrin, serta adrenalin.

Menurut Desai, perubahan hormonal tersebut mengganggu keseimbangan alami kulit. Dampaknya bisa berupa:

  • Jerawat akibat peningkatan produksi minyak dan peradangan.
  • Eksim kambuh, ditandai kulit merah, gatal, dan meradang.
  • Sensitivitas kulit, dengan reaksi berlebihan terhadap produk atau faktor lingkungan.
  • Hiperpigmentasi, termasuk melasma akibat ketidakseimbangan hormon.
  • Penuaan dini, karena berkurangnya produksi kolagen yang memicu kerutan dan garis halus.
  • Rosacea, yang memunculkan kemerahan, pembuluh darah terlihat, dan potensi ruam.

Dampak stres pada rambut

Stres juga berpengaruh pada kesehatan rambut. Kondisi yang disebut telogen effluvium dapat menyebabkan kerontokan berlebihan, dan bila dibiarkan berlarut, bisa mengurangi kepadatan rambut secara signifikan.

Masalah kulit dan rambut akibat stres sering menimbulkan tekanan emosional baru, menciptakan lingkaran setan: kecemasan memperburuk kondisi kulit, dan masalah kulit yang memburuk semakin memicu kecemasan.

Cara memutus siklus stres dan masalah kulit

Untuk mengurangi dampak stres, para ahli menyarankan:

  • Rutin melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan.
  • Tidur cukup, idealnya 7–8 jam per malam.
  • Menggunakan produk perawatan kulit yang lembut, bebas pewangi, bebas pengawet keras, dan hipoalergenik.
  • Berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan yang sesuai, mulai dari terapi topikal, obat-obatan, hingga prosedur medis seperti chemical peeling atau laser.

“Memutus siklus ini membutuhkan pendekatan holistik. Ada hubungan erat antara masalah kulit dan kecemasan, meski biasanya intensitas kecemasan akan menurun seiring bertambahnya usia,” tutur Bhatia.