Kencan Pertama, Gen Z Paling Ragu Menunjukkan Kerentanan Emosional

kencan pertama

MALEINSPIRE.id – Meskipun Generasi Z dikenal fasih dalam berekspresi secara emosional, sebuah dilema terungkap dalam konteks hubungan romantis, terutama pada kencan pertama.

Mereka cenderung menarik diri dari keterbukaan yang sesungguhnya.

Data terbaru dari aplikasi kencan Hinge mengindikasikan bahwa meskipun para daters muda sangat mendambakan koneksi yang bermakna, mereka adalah kelompok yang paling enggan untuk melakukan langkah emosional di kencan pertama.

Menikah dengan Sahabat Benarkah Minim Perceraian? Ini Kata Ahli

Berdasarkan laporan terkini Hinge, Gen Z D.A.T.E. report, yang didasarkan pada wawasan dari hampir 30.000 daters global, Gen Z menunjukkan keraguan 36 persen lebih tinggi dibandingkan Milenial untuk memulai percakapan mendalam di awal hubungan.

Keraguan ini sering dipicu oleh kekhawatiran untuk dianggap “terlalu berlebihan” atau disalahpahami.

Fenomena ini menjelaskan mengapa lebih dari separuh Gen Z pernah mengalami “vulnerability hangover” —perasaan pusing atau sedikit mual yang muncul setelah berbagi sesuatu yang personal, diikuti keinginan untuk segera menarik kembali ucapan tersebut.

Kerentanan saat kencan pertama sebagai kunci, bukan red flag

kencan pertama

Ironisnya, rasa malu dan kekhawatiran ini sebagian besar diakibatkan oleh penilaian diri sendiri.

Data menunjukkan bahwa 52 persen daters merasa malu setelah membuka diri, namun hanya 19 persen yang merasa tidak nyaman saat menerima kejujuran dari orang lain.

4 Pilar Hubungan Asmara yang Sehat dan Langgeng Menurut Ahli

Artinya, kita menilai risiko emosional kita sendiri jauh lebih keras daripada penilaian orang lain.

Menurut Hinge, mereka yang berhasil melewati ganjalan emosional awal di kencan pertama inilah yang paling mungkin mendapatkan kencan kedua di tahun 2026.

Kerentanan yang dikhawatirkan Gen Z sebagai red flag justru merupakan lampu hijau menuju koneksi yang lebih dalam.

Moe Ari Brown, pakar hubungan asmara dan koneksi dari Hinge, menyarankan bahwa kuncinya terletak pada pembelajaran untuk menenangkan diri di saat momen kerentanan terjadi. Saran praktis yang ia berikan meliputi:

  1. Berpijak pada Tubuh (Ground in your body): “Ambil tiga napas perlahan: tarik napas selama 4 hitungan, tahan selama 4, dan buang napas setidaknya selama 6 hitungan.”

  2. Menamai yang Terjadi (Name what’s happening): “Akui secara diam-diam: ‘Saya merasa rentan setelah terbuka kepada pasangan kencan saya.’”

  3. Mengalihkan Fokus dari Hasil ke Niat (Shift from outcome to intention): “Setiap tindakan otentisitas adalah sebuah kemenangan. Fokuskan pada alasan kita berbagi —kejujuran, keterbukaan, kelembutan— daripada bagaimana hal itu diterima.”

Mengapa Sebagian Orang Tetap Berteman dengan Mantan? Ini Motifnya, Kata Studi

Panduan ini menjadi pengingat yang lembut bagi generasi yang takut untuk dilihat, namun pada saat yang sama mendambakan seseorang untuk benar-benar melihat mereka.

Kerentanan sejati di kencan pertama tidak menjauhkan orang. Sebaliknya, seringkali itulah yang membawa mereka lebih dekat.