Dilema Menjadi Jack of All Trades, Serba Bisa tapi Bukan Spesialis di Satu Bidang

MALEINSPIRE.id – Kita semua mungkin pernah mendengar istilah “Jack of all trades, master of none.” Bagi sebagian orang, julukan ini menandalan pujian bagi seseorang yang serba bisa dan fleksibel.

Terutama di era sekarang, di mana karyawan dituntut untuk dapat menguasai beberapa bidang sekaligus demi menghemat pengeluaran perusahaan dalam mencari karyawan baru.

Namun, Jack of all trades justru dianggap sebagai kelemahan: bisa melakukan banyak hal, tapi tidak ada yang benar-benar dikuasai. Jadi, apakah menjadi Jack of all trades itu hal baik atau buruk?

Definisi Jack of all trades

Istilah ini merujuk pada seseorang yang memiliki kemampuan di banyak bidang, meski tidak sampai tingkat ahli.

Berbeda dari spesialis yang mendalami satu keahlian, Jack of all trades justru melihat setiap pengalaman sebagai alat baru dalam “sabuk perkakas” mereka.

Mereka sering kali menjadi pemecah masalah yang hebat, pemikir kritis, dan pemimpin yang bisa melihat dari banyak sudut pandang.

Namun, mereka bisa kesulitan menekuni satu jalur karier secara mendalam, apalagi di industri yang menuntut keahlian teknis tinggi.

Kelebihan Jack of all trades

1. Cepat belajar

Untuk bisa menguasai banyak hal, Jack of all trades harus terbiasa belajar dengan cepat.

Pengalaman di berbagai bidang melatih otak mereka untuk menghubungkan ide dan keterampilan yang tampaknya tidak berhubungan. Ini membuat mereka cocok untuk posisi yang membutuhkan adaptasi cepat atau promosi silang antar departemen.

2. Cocok menjadi pemimpin

Pemimpin yang baik harus mengerti orang-orang dan organisasi yang mereka pimpin.

Seorang Jack of all trades yang pernah merasakan berbagai posisi kerja mempunyai wawasan menyeluruh tentang bagaimana perusahaan berjalan.

Mereka bisa melihat gambaran besar dan mengambil keputusan strategis dengan lebih bijak.

3. Adaptif dan fleksibel

Di tengah ketidakpastian pasar kerja, kemampuan untuk melakukan banyak hal adalah keunggulan.

Saat pekerja spesialis sulit mencari peran baru setelah terkena PHK, Jack of all trades bisa beralih ke bidang lain. Fleksibilitas ini juga membuat mereka lebih aman dari ancaman pengangguran.

4. Mudah bergaul

Seorang pekerja spesialis bisa sangat fokus sampai-sampai sulit diajak bicara di luar bidangnya.

Jack of all trades, di sisi lain, karena memiliki pengalaman di banyak bidang, bisa nyambung dengan siapa saja.

Mereka seperti bunglon sosial yang bisa membaur di lingkungan apa pun —dan biasanya mempunyai banyak cerita menarik.

Kekurangan Jack of all trades

1. Kurang pengetahuan teknis mendalam

Banyak jalur karier menuntut keahlian khusus, dengan istilah teknis, pengalaman lapangan, dan pendidikan yang relevan.

Hanya menjadi pembelajar cepat terkadang tak cukup untuk menembus industri tertentu.

2. Tidak selalu dibutuhkan

Di dunia kerja, keahlian umum tidak selalu dihargai.

Perusahaan cenderung mencari orang yang sangat ahli di satu bidang. Jack of all trades perlu bekerja ekstra untuk membuktikan bahwa keahlian mereka yang menyebar tetap bernilai.

3. Tantangan dalam gaji dan promosi

Sering berpindah pekerjaan atau bidang bisa berarti memulai lagi dari nol. Ini mengorbankan kenaikan jabatan dan gaji yang seharusnya didapat jika bertahan di satu bidang dalam jangka panjang.

4. Mudah bosan

Karyawan Jack of all trades biasanya cepat kehilangan minat dan selalu membutuhkan hal baru.

Ini bisa membuat mereka tampak tidak konsisten atau tidak bisa bertahan dalam jangka panjang —baik di mata perusahaan maupun orang-orang terdekat.

5. Risiko kelelahan

Menjajal banyak hal sekaligus bisa melelahkan, baik secara fisik maupun mental.

Terlalu sibuk mengejar “semua hal” bisa membuat stres dan burnout. Padahal, untuk menikmati hidup dan terus mencoba hal-hal baru, kesehatan tetap harus menjadi prioritas.