
MALEINSPIRE.id – Selama lebih dari setengah abad, pendaratan manusia di Bulan terus menjadi bahan perdebatan.
Meskipun seluruh klaim yang menyebut NASA memalsukan peristiwa bersejarah itu telah dibantah dengan bukti ilmiah yang kuat, teori konspirasi masih bertahan hingga kini.
Diskusi tentang kebenaran pendaratan di Bulan terus muncul, baik di forum daring, acara televisi, maupun percakapan sehari-hari.
Fenomena ini bukan hal baru. Sejak abad ke-19, kabar palsu tentang Bulan sudah beredar. Salah satu contohnya adalah “The Great Moon Hoax” pada tahun 1835.
Saat itu, The New York Sun menerbitkan serangkaian artikel yang mengklaim seorang astronom terkenal menemukan kehidupan di Bulan.
Meski hanya dimaksudkan sebagai lelucon, cerita ini menunjukkan betapa mudahnya informasi keliru menyebar luas.
Namun, teori konspirasi terbesar tetap terkait dengan pendaratan Apollo 11 pada 1969.
Sejumlah klaim populer masih sering diangkat, termasuk di media sosial yang memperkuat penyebarannya. Berikut beberapa di antaranya, beserta penjelasan ilmiah yang membantahnya:
Bendera yang tampak berkibar
Karena Bulan tidak memiliki atmosfer, banyak yang heran mengapa bendera Amerika Serikat terlihat bergelombang. Faktanya, bendera dipasangi tiang horizontal agar dapat terbuka.
Gerakan astronaut saat menancapkan bendera menyebabkan efek “berkibar”, yang kemudian tetap terlihat karena tidak ada angin untuk meluruskannya kembali.
Tidak ada bintang di foto
Foto yang diambil di permukaan Bulan memang tidak menampilkan bintang. Hal ini karena gambar diambil pada siang hari Bulan dengan cahaya Matahari yang sangat terang.
Kamera difokuskan pada astronaut dan permukaan Bulan, sehingga cahaya bintang yang jauh lebih redup tidak terekam.
Jejak kaki yang tidak sesuai dengan sepatu antariksa
Ada klaim bahwa jejak kaki di Bulan tidak sesuai dengan desain sepatu Neil Armstrong. Kenyataannya, jejak tersebut milik Buzz Aldrin, dan terbentuk dari sepatu pelindung tambahan (lunar overshoe) yang dipakai di luar sepatu antariksa utama.
Overshoe ini ditinggalkan di Bulan untuk mengurangi beban saat kembali ke Bumi.
Dengan penjelasan ilmiah ini, dapat ditegaskan bahwa pendaratan manusia di Bulan bukanlah rekayasa.
Peristiwa tersebut merupakan salah satu pencapaian terbesar umat manusia, meski masih menjadi sasaran teori konspirasi hingga sekarang.