
MALEINSPIRE.id – Komunitas Salihara telah mementaskan pertunjukan persembahan Prehistoric Body Theater dengan tajuk Ghosts of Hell Creek: Stone Garuda beberapa waktu lalu.
Prehistoric Body Theater (PBT), sebuah kolektif seni pertunjukan eksperimental berbasis di Jawa Tengah, hadir di Teater Salihara membawakan karya Ghosts of Hell Creek: Stone Garuda pada 17-18 Mei 2025 lalu di Teater Salihara, Jakarta.
Pertunjukan ini menjadi panggung pertama Ari Rudenko dan PBT di Teater Salihara.
Karya Ghosts of Hell Creek: Stone Garuda sebelumnya perdana dipentaskan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada 2024 lalu dengan tajuk Ghosts of Hell Creek.
Secara garis besar, pertunjukan ini mengisahkan perjalanan evolusi kehidupan selama 500 juta tahun, dimulai dari masa kejayaan dinosaurus.
Kemudian, munculnya nenek moyang primata manusia melalui perspektif Acheroraptor –jenis raptor berbulu– dan Purgatorius, nenek moyang primata yang bertahan dari kepunahan massal akibat tumbukan asteroid Chicxulub 66 juta tahun yang lalu.
Pertunjukan ini menghadirkan narasi yang mendalam tentang asal-usul manusia dan krisis planet yang kita hadapi saat ini melalui penelitian dan kolaborasi yang mendalam antara sang seniman dengan ilmuan paleontologi internasional.
Pertunjukan ini membawa kita melihat gerak anatomi, kinetika, dan perilaku dari hewan-hewan pra-sejarah melalui tubuh para penarinya.
Melalui karya tersebut, penonton dapat melihat pertemuan unik antara ekspresi tubuh yang berakar tradisi dengan imajinasi sains modern.
Para penari PBT yang berakar pada tradisi secara kolektif mengembangkan gerak dari makhluk prasejarah lewat berbagai sumber termasuk hasil penelitian dari paleontolog dunia. Dengan demikian, karya ini menjadi jembatan antara seni dengan ilmu paleontologi global.
Ghosts of Hell Creek: Stone Garuda disutradari oleh Ari Dharminalan Rudenko, seniman multidisiplin asal AS yang telah bermukim di Indonesia selama lebih dari satu dekade.
Ari juga yang menjadi pendiri dari Prehistoric Body Theater dan lewat karya ini ia menghadirkan teater imersif yang menggabungkan antara sains, seni, serta konservasi alam.
Perbedaan antara Ghosts of Hell Creek versi 2024 di ISI Surakarta dengan Ghosts of Hell Creek: Stone Garuda terletak pada instalasi artistik dan durasi pertunjukan.
Sebelumnya, pada 2024, pertunjukan ini dibawakan dalam format 90 menit, sedangkan di Salihara dibawakan dalam durasi lebih singkat, 45 menit.
Ini menjadi pertunjukan perdana Ghosts of Hell Creek di Jakarta dan selanjutnya akan dipentaskan kembali di Amerika Serikat pada Juni 2025 mendatang.