Project Mercury dari Meta Diduga Sembunyikan Bukti Bahaya Kesehatan Mental Pengguna

Meta

MALEINSPIRE.id – Raksasa teknologi Meta (induk Facebook dan Instagram) kini menghadapi tuduhan serius mengenai upaya menyembunyikan bukti internal yang menunjukkan produk mereka berbahaya bagi kesehatan mental pengguna.

Tuduhan ini terungkap melalui dokumen pengadilan yang baru dibuka terkait gugatan yang diajukan oleh sejumlah distrik sekolah di Amerika Serikat terhadap Meta dan platform media sosial lainnya.

Dokumen tersebut menuding Meta menyembunyikan “bukti kausal” atau sebab-akibat mengenai bahaya media sosial demi melindungi keuntungan bisnis mereka.

Meta PHK Sebagian Karyawan, Apa Sebabnya?

Project Mercury Meta dan hasil yang dicurigai

Pada 2020, ilmuwan internal Meta bekerja sama dengan firma survei Nielsen dalam proyek bernama “Project Mercury”. Tujuannya adalah mengukur efek menonaktifkan akun Facebook terhadap pengguna.

Dokumen internal mencatat temuan signifikan: individu yang berhenti menggunakan Facebook satu minggu melaporkan kondisi mental lebih baik, dengan penurunan pada tingkat depresi, kecemasan, kesepian, dan kebiasaan membandingkan diri secara sosial (social comparison).

Seorang staf peneliti Meta secara anonim mengakui validitas data tersebut, menyatakan bahwa “Studi Nielsen ini memang menunjukkan dampak kausal pada perbandingan sosial.”

Bahkan, kekhawatiran internal diungkapkan oleh staf lain yang menyamakan tindakan merahasiakan temuan negatif ini dengan taktik yang digunakan oleh industri rokok di masa lalu.

“Seperti industri tembakau yang melakukan studi dan mengetahui rokok itu buruk, lalu menyimpan informasi itu untuk diri mereka sendiri,” kata staf yang tidak mau disebutkan namanya.

Alih-alih mempublikasikan atau melakukan perbaikan, Meta diduga menghentikan pekerjaan pada proyek tersebut.

Ambisi Mark Zuckerberg, Bikin AI yang Selevel Manusia

Prioritas Mark Zuckerberg dan standar ganda

Meta mark zuckerberg

Dokumen pengadilan juga mengungkap detail mengejutkan mengenai prioritas CEO Meta, Mark Zuckerberg.

Dalam pesan teks tahun 2021, Zuckerberg dilaporkan menolak permintaan untuk menambah dana bagi keselamatan anak dan menyatakan tidak akan menjadikan keamanan anak sebagai prioritas utamanya.

“Saya memiliki sejumlah area lain yang lebih saya fokuskan, seperti membangun metaverse,” tulis Zuckerberg dalam pesan tersebut.

Selain itu, perusahaan tersebut juga dituduh menerapkan standar ganda yang berbahaya, di mana ambang batas untuk menghapus akun yang terlibat dalam perdagangan orang dalam tujuan seks (sex trafficking) disebut staf internal sebagai “sangat, sangat, sangat tinggi.”

Penghapusan akun yang diduga melakukan sex trafficking yaitu setelah pengguna tertangkap 17 kali mencoba melakukan pelanggaran tersebut.

Pembelaan dan langkah hukum

meta

Juru Bicara Meta, Andy Stone, membantah keras tuduhan tersebut.

Ia mengklaim studi “Project Mercury” dihentikan karena metodologinya yang cacat, bukan karena hasil negatifnya.

Stone menyatakan bahwa gugatan tersebut hanya mengandalkan kutipan yang dipilih secara selektif (cherry-picked) dan opini yang salah informasi.

Mark Zuckerberg Terancam Kehilangan WhatsApp dan Instagram, Ada Apa?

Ia bersikeras perusahaan telah mendengarkan orangtua dan melakukan perubahan nyata untuk melindungi remaja selama lebih dari satu dekade.

Sementara itu, platform lain seperti Google, TikTok, dan Snapchat saat ini menghadapi gugatan yang diajukan oleh firma hukum Motley Rice, yang menuding platform-platform tersebut secara sengaja menyembunyikan risiko produk dari pengguna dan pendidik.

Sidang terkait dokumen-dokumen ini dijadwalkan akan berlangsung pada 26 Januari mendatang di Pengadilan Distrik California Utara.