Kisah Abadi Hercule Poirot, Detektif Belgia dengan Sel Abu-Abu Kecil

Hercule Poirot

MALEINSPIRE.id – Hercule Poirot, sosok detektif Belgia yang dikenal berkat ‘sel abu-abu kecil’ miliknya, telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu karakter fiktif paling masyhur dalam sejarah sastra.

Sebagai tokoh utama dalam lebih dari tiga puluh novel dan lima puluh cerita pendek, ia merupakan ciptaan paling terkenal dari ‘Ratu Kejahatan’, Agatha Christie.

Asal-usul Hercule Poirot dan inspirasi di tengah perang

Debut Hercule Poirot terjadi dalam novel Agatha Christie bertajuk ‘The Mysterious Affair at Styles‘. Ditulis di tengah gejolak Perang Dunia Pertama, novel ini baru diterbitkan kemudian.

Dalam narasi perdananya, Hercule Poirot muncul sebagai seorang detektif Belgia yang terpaksa meninggalkan negaranya dan beremigrasi ke Britania Raya. Latar belakang ini bukanlah kebetulan semata.

Meskipun Christie sendiri tidak pernah secara eksplisit mengonfirmasi identitas inspirasi karakter tersebut, studi terkini menunjukkan bahwa Poirot kemungkinan besar terinspirasi dari Jacques Hornais, seorang petugas polisi Belgia.

Hornais diketahui melarikan diri melintasi Selat Inggris untuk mencari kehidupan yang lebih baik setelah Jerman menduduki Belgia pada tahun 1914.

Christie diperkirakan bertemu dengan pengungsi Belgia ini saat mengadakan konser piano di kota kelahirannya, Torquay.

Ciri khas dan puncak karier

Hercule Poirot

Novel perdana yang menempatkan Hercule Poirot sebagai peran utama disambut hangat oleh publik Inggris. Sejak saat itu, bukan hanya detektif Belgia yang bersahaja ini yang semakin terkenal, tetapi juga nama Agatha Christie.

Dalam dunia detektif yang kala itu terkesan kurang dinamis, Poirot yang sangat memperhatikan kumisnya langsung menonjol dengan ciri khasnya: kebersihan yang manik, rambut yang dicat, serta kecintaannya pada mint dan banana liqueur.

Salah satu kesuksesan terbesar Poirot adalah novel legendaris ‘Murder on the Orient Express‘, di mana ia harus mengerahkan ‘sel abu-abu kecilnya’ —ungkapan favorit Poirot— secara maksimal untuk memecahkan kasus pembunuhan yang rumit.

Dengan dorongan patologisnya akan kesempurnaan dan egonya yang besar, Poirot bahkan menjadi karakter yang menimbulkan hubungan cinta-benci bagi Christie sendiri.

Warisan dan kebangkitan abadi

Rasa frustrasi Agatha Christie terhadap sifat-sifat aneh Poirot mencapai puncaknya, sehingga tak lama sebelum Perang Dunia Kedua, ia menulis novel ‘Curtain: Poirot’s Last Case‘, yang mengisahkan kematian sang detektif.

Christie menyimpan naskah tersebut dalam brankas selama lebih dari tiga puluh tahun, dan buku itu baru diterbitkan pada tahun 1975.

Meskipun telah diberi perpisahan yang layak oleh penciptanya, Poirot tetap hidup melalui banyak adaptasi.

Aktor-aktor seperti Peter Ustinov dan, khususnya, David Suchet menjadi wajah tak terpisahkan dari karakter Hercule Poirot.

Bahkan setelah kematian fiktifnya, nama detektif Belgia ini dijamin akan terus hidup.

Penulis Inggris Sophie Hannah, atas izin dari penerbit Harper Collins, telah diberi wewenang untuk menulis sekuel baru yang menampilkan Poirot, memastikan warisan detektif ini akan terus berlanjut.