MALEINSPIRE.id – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf), melalui Direktorat Musik, Deputi Bidang Kreativitas Media, mengambil langkah untuk memperkuat ekosistem musik daerah melalui fasilitasi produksi video musik Begundal Lowokwaru dan Tropical Forest.
Kedua band berasal dari Malang Raya, Jawa Timur.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program AKTIF (Akselerasi Kreatif) Musik Jawa Timur yang berlangsung pada 12-13 November 2025.
Program AKTIF Musik bertujuan secara spesifik untuk mendorong promosi, distribusi, dan peningkatan kapasitas musisi lokal di berbagai wilayah Indonesia.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menegaskan pentingnya inisiatif ini.
“Melalui AKTIF Musik, kami ingin memastikan bahwa musisi dari berbagai daerah memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, didukung oleh ekosistem kreatif yang sehat,” ujarnya.
“Dari isu lingkungan hingga kritik sosial, karya-karya musisi Malang ini menunjukkan bahwa musik memiliki daya untuk menggerakkan kesadaran publik sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah.”
Program AKTIF Musik Kemenekraf

Kedua band yang difasilitasi ini membawa narasi yang kuat dan relevan:
-
Tropical Forest: Band reggae ini dikenal konsisten mengusung isu lingkungan melalui narasi green music. Mereka memproduksi video musik untuk lagu berjudul Mikroplastik. Proses produksi digarap oleh talenta lokal, Eko Poleng, bersama Hypno Creative Media, dan mengambil lokasi di kawasan Coban Talun, Batu, Jawa Timur. Proses ini bahkan dipantau langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu serta jajaran Dinas Pariwisata Kota Batu.
-
Begundal Lowokwaru: Band punk ini fokus pada lirik bertema persahabatan, tongkrongan, dan realitas sosial. Video musik mereka yang berjudul Hello, We’re Coming Back bercerita tentang perjalanan panjang, refleksi, dan semangat kebangkitan. Produksi dikerjakan oleh sineas lokal Qich Terror dan Qich Management, dengan pengambilan gambar di lokasi ikonik seperti jembatan layang Arjosari dan lorong gang kecil di Kota Batu.
Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf, Agustini Rahayu, menjelaskan bahwa AKTIF adalah program advokasi yang ditujukan untuk memperkuat kapasitas musisi lokal dalam promosi dan distribusi karya kreatif.
“Kementerian Ekraf mengurus segala hal yang terkait nilai tambah ekonomi.”
“Di subsektor musik, nilai tambah itu hadir melalui dibukanya kanal distribusi dan komersialisasi karya, serta kemampuan musisi mengelola hak kekayaan intelektual yang mereka miliki,” katanya.
Membangun model hexahelix untuk ekosistem berkelanjutan

Tropical Forest dan Begundal Lowokwaru kini menjadi musisi keempat dan kelima yang difasilitasi Kemenparekraf melalui program AKTIF Musik.
Program ini sebelumnya telah memproduksi video musik untuk musisi dari berbagai daerah, seperti Killa The Phia di Aceh, Ndarboy Genk di Yogyakarta, dan Murphy Radio di Samarinda.
Kehadiran karya-karya ini menegaskan peran Kemenekraf sebagai akselerator bagi pegiat ekonomi kreatif daerah.
Produksi ini menggunakan pendekatan hexahelix yang melibatkan komunitas musik, pemerintah daerah, dan talenta kreatif lokal.
Melalui pendekatan ini, ekosistem musik di Jawa Timur diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menciptakan daya saing ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Program AKTIF Musik secara konsisten memperkuat visi ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional, yang dimulai dan digerakkan dari daerah.