MALEINSPIRE.id – Jauh melampaui perannya sebagai minuman penambah energi di pagi hari, kopi dalam berbagai kebudayaan dunia diselimuti oleh serangkaian mitos atau kepercayaan.
Serupa dengan kepercayaan pada cermin retak atau kucing hitam sebagai pertanda nasib, kopi memiliki narasi uniknya sendiri yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Di New Orleans, Amerika Serikat, sebuah tradisi unik dari abad ke-19 melarang seseorang memotong kuku sebelum menikmati secangkir kopi, terutama pada hari Senin.
Kepercayaan ini berakar dari keyakinan bahwa kopi membantu mempertajam fokus untuk pekerjaan detail seperti merawat kuku, sehingga dapat mencegah cedera.
Pandangan kontras justru ditemukan di Mesir dan Yunani, di mana tumpahan kopi dianggap sebagai pertanda baik.
Di Mesir kuno, kopi merupakan komoditas mewah, sehingga tumpahannya disimbolkan sebagai pertanda kelimpahan rezeki.
Keyakinan serupa hidup di Yunani, di mana luapan kopi dari cangkir dipercaya akan mendatangkan pesona bagi sang peminum.
Di kalangan pelaut Amerika, terdapat sebuah aturan tak tertulis untuk tidak mencuci cangkir kopi mereka hingga pelayaran berakhir.
Cangkir yang kotor dianggap sebagai jimat untuk kepulangan yang selamat, sementara membersihkannya sebelum waktunya diyakini dapat mendatangkan kemalangan, bahkan kematian di laut.
Sementara itu, di kawasan Balkan dan Turki, kopi memiliki fungsi sebagai media ramalan masa depan atau tasseography.
Setelah kopi diminum, endapan ampasnya dipercaya membentuk simbol-simbol —mulai dari huruf, bentuk pintu, hingga pertanda keuangan atau musibah— yang dapat diinterpretasikan.
Metode meramal yang berbeda ditemukan di Finlandia, di mana ramalan dibaca melalui gelembung udara di permukaan kopi.
Buih yang berkumpul di tengah cangkir menandakan kemakmuran, sedangkan gelembung yang bergerak ke tepi menjadi isyarat potensi kerugian finansial.
Di Santo Dominikus, menikmati kopi sambil berdiri atau dalam ketergesa-gesaan dianggap membawa sial.
Masyarakat setempat memandang kopi sebagai lambang keramahtamahan dan momen relaksasi. Oleh karena itu, kopi harus dinikmati secara perlahan sebagai bentuk penghormatan terhadap filosofi hidup yang santai.
Meskipun banyak dari kepercayaan ini telah ditinggalkan di era modern, sebagian masyarakat masih memegang teguh tradisi tersebut.
Secara ilmiah, tidak ada bukti yang dapat memvalidasi kemampuan kopi dalam menentukan takdir atau keberuntungan.
Namun, keberadaan mitos-mitos ini menjadi bukti betapa dalamnya kopi telah meresap ke dalam tatanan budaya manusia. Bukan sekadar minuman, melainkan juga sebagai simbol, tradisi, dan harapan.