MALEINSPIRE.id – Tiga astronot asal China akhirnya berhasil mendarat dengan selamat di Bumi pada Jumat (14/11/2025) sore, mengakhiri penundaan mendebarkan selama sembilan hari yang disebabkan oleh insiden tak terduga di luar angkasa.
Misi yang seharusnya selesai pada 5 November 2025 lalu terpaksa ditunda setelah pesawat antariksa Shenzhou-20, yang direncanakan membawa mereka pulang, mengalami kerusakan.
Badan Antariksa Berawak China (CMSA) mengonfirmasi bahwa mereka menemukan “retakan kecil” pada jendela Shenzhou-20.
Baca juga: Rencana Ambisius China, Kirim Astronot ke Bulan pada 2030
Kerusakan ini dinilai paling mungkin disebabkan oleh hantaman puing sampah luar angkasa, membuat kapsul tersebut tidak memenuhi standar keselamatan untuk proses re-entry dan pendaratan.
Para astronot, yang terdiri dari komandan misi Chen Dong, bersama Chen Zhongrui, dan Wang Jie, telah menyelesaikan misi enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Tiangong.
Mereka terpaksa menggunakan pesawat Shenzhou-21 untuk kembali, pesawat yang sejatinya baru tiba dua minggu sebelumnya untuk mengantar kru pengganti.
Kru Shenzhou-20 mendarat dengan selamat di situs pendaratan Dongfeng, Mongolia Dalam, China utara, sekitar pukul 16:40 waktu setempat.

“Misi ini adalah ujian sesungguhnya, dan kami bangga telah berhasil menyelesaikannya. Program luar angkasa China telah teruji, dengan seluruh tim menunjukkan kinerja yang luar biasa.”
“Pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam bagi kami bahwa keselamatan astronot benar-benar diutamakan,” ujar komandan misi Chen Dong, dikutip dari kantor berita pemerintah Xinhua.
Rekan satu timnya, Wang, turut mengungkapkan rasa syukurnya.
“Setelah enam bulan di luar angkasa, senang rasanya bisa kembali ke Bumi dan merasakan gravitasi lagi. Misi ini bukan hanya sebuah kesuksesan, tetapi juga perjalanan pertumbuhan diri yang menantang dan berat,” katanya.
Baca juga: Cerita Dua Astronot NASA, Terjebak Berbulan-bulan di Luar Angkasa
Ancaman sampah antariksa dan tantangan logistik misi astronot

Meskipun ketiga astronot dalam kondisi baik, insiden ini menimbulkan masalah logistik yang rumit bagi CMSA.
Dengan digunakannya Shenzhou-21 sebagai pesawat evakuasi darurat, kru baru yang kini bertugas di Stasiun Luar Angkasa Tiangong secara praktis “terjebak” tanpa pesawat evakuasi cadangan jika terjadi keadaan darurat di orbit.
CMSA menyatakan bahwa pesawat pengganti, Shenzhou-22, akan diluncurkan “pada waktu yang tepat di masa mendatang” untuk mengatasi kesenjangan ini.
Sementara itu, Shenzhou-20 yang rusak akan tetap berada di orbit untuk menjalankan eksperimen yang telah direncanakan lebih lanjut.
Insiden ini kembali menyoroti ancaman nyata dari sampah antariksa (space junk) yang terus meningkat.
Baca juga:Cerita John McFall, Atlet Paralimpiade yang Bakal Jadi Astronot Difabel Pertama di Dunia
Laporan terbaru dari Badan Antariksa Eropa (ESA) pada 21 Oktober 2025 mengungkap data yang mengkhawatirkan: orbit Bumi telah berubah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa.
Laporan Lingkungan Antariksa (Space Environment Report) dari ESA menyebutkan bahwa total massa objek buatan manusia yang mengorbit Bumi kini telah melampaui 13.500 metrik ton, sebuah volume yang hampir dua kali lipat berat struktur besi Menara Eiffel.
Model statistik ESA memperkirakan ada sekitar 1,2 juta objek berukuran 1-10 cm dan lebih dari 130 juta objek berukuran 1 mm-1 cm yang melesat di orbit, masing-masing berpotensi menyebabkan kerusakan katastropik pada satelit dan fasilitas antariksa berawak.