Ahli Temukan Oksigen di Galaksi Paling Jauh dari Bima Sakti, Apa Artinya?

MALEINSPIRE.id – Baru-baru ini, para astronom berhasil menemukan keberadaan oksigen dan elemen logam berat di galaksi paling jauh yang pernah diketahui.

Sebagaimana diwartakan CNN, galaksi tersebut berjarak 13,4 miliar tahun cahaya, yang berarti mulai terbentuk pada periode awal alam semesta.

Sebagai catatan, alam semesta diyakini terbentuk sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu akibat ledakan yang disebut “Big Bang”.

Galaksi terjauh yang diberi nama JADES-GS-z14-0 ini ditemukan oleh para astronom pada Januari 2024 dengan Teleskop Antariksa James Webb.

James Webb adalah teleskop terbesar yang pernah diluncurkan ke luar angkasa.

Menggunakan cahaya inframerah yang kasat mata, teleskop ini mampu melihat bintang dan galaksi pertama yang terbentuk di alam semesta.

Adapun temuan ini sudah dipublikasikan terpisah dalam The Astrophysical Journal dan Astronomy & Astrophysics pada Kamis (20/3/2025) lalu.

Oksigen ditemukan di galaksi paling jauh

Setelah menemukan galaksi JADES-GS-z14-0 lewat teleskop Webb, para astronom melakukan pengamatan lanjutan guna memastikan jarak galaksi tersebut dari Bumi.

Pengamatan itu dilakukan menggunakan teleskop Atacama Large Millimeter/submillimeter (ALMA) yang ada di Gurun Atacama, Chile.

ALMA adalah teleskop paling canggih yang bisa melihat keadaan alam semesta saat masih berusia 300 juta tahun. Teleskop ALMA juga mampu mengamati gas dan debu yang ada di galaksi.

Saat melakukan pengamatan, para peneliti menemukan keberadaan oksigen dan logam berat secara tidak sengaja.

Menurut penulis utama studi dari Leiden Observatory Belanda, Sander Schouws, penemuan ini mengisyaratkan bahwa galaksi terbentuk lebih cepat dari yang diperkirakan setelah peristiwa Big Bang.

“Hasil studi menunjukkan galaksi telah terbentuk dan berkembang dengan cepat. Ini semakin menambah banyak bukti bahwa pembentukan galaksi terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan,” ujar dia.

Keunikan galaksi JADES-GS-z14-0

Selain oksigen dan logam berat, para astronom juga dikejutkan dengan cahaya yang dipancarkan oleh galaksi tersebut.

Galaksi JADES-GS-z14-0 ternyata merupakan galaksi ketiga yang paling terang. Fakta ini ditemukan usai peneliti melakukan pengamatan terhadap 700 galaksi yang jaraknya paling jauh menggunakan teleskop James Webb.

Tak hanya itu, galaksi ini juga memiliki keunikan lainnya. Menurut Schouws, umumnya galaksi yang terbentuk pada periode awal alam semesta sangat berbeda dari galaksi yang selama ini dikenal luas.

“Galaksi-galaksi tersebut jauh lebih padat, kaya akan gas, dan tidak teratur. Kondisinya lebih ekstrem karena banyak bintang yang terbentuk cepat dalam volume yang kecil,” katanya.

Biasanya, galaksi terbentuk dari reruntuhan awan gas dan debu raksasa yang berotasi.

Kemudian, awan gas dan debu tersebut terisi oleh bintang-bintang yang sebagian besar terbentuk dari helium dan hidrogen.

Seiring waktu, bintang-bintang ini berevolusi, menciptakan elemen logam berat dan oksigen. Kedua elemen itu menyebar ke seluruh galaksi ketika bintang meledak di akhir hidupnya.

Elemen tersebut lalu membentuk bintang baru sekaligus planet yang mengorbitnya.

Menariknya, para astronom menemukan bahwa galaksi JADES-GS-z14-0 memiliki elemen logam berat dan oksigen sepuluh kali lebih banyak yang diperkirakan.

“Kesimpulannya, JADES-GS-z14-0 lebih tua dari yang diperkirakan dan hasil ini menandakan galaksi generasi pertama mengumpulkan massanya dengan sangat cepat,” ujar penulis studi sekaligus profesor di Scuola Normale Superiore, Italia itu.