Suka Pesan Makanan yang Sama Pertanda Seseorang Mudah Puas, Benarkah?

MALEINSPIRE.id – Setiap orang memliki cara mengambil keputusan yang berbeda-beda, baik keputusan hidup yang besar maupun keputusan sehari-hari seperti mau makan apa hari ini.

Ternyata, orang yang suka memesan menu makanan yang sama disebut dengan tipe pengambil keputusan satisficer.

Tipe satisficer ini disebutkan memiliki sifat mudah puas sehingga cenderung memilih makanan yang dianggap sudah relatif enak. Benarkah demikian?

Tipe satisficer, si zona nyaman

Dilansir laman Psychologist World, istilah satisficer berasal dari gabungan kata satisfying (puas) dan sufficing (cukup).

Tipe satisficer mempertimbangkan dua hal dalam mengambil keputusan, yaitu apa yang ingin diperoleh dan apa yang ingin dipertahankan dari suatu situasi.

Namun, tipe ini memiliki kecenderungan untuk mempertahankan sesuatu dan keinginannya yang dianggap “cukup”.

Misalnya, seorang satisficer ingin membeli mobil yang hemat bahan bakar dan memiliki kursi yang empuk untuk perjalanan ke kantor yang jauh.

Maka, ia cenderung memilih mobil yang hemat bahan bakar dan memiliki kursi yang empuk, walaupun pilihan mobil yang tersedia menawarkan keuntungan-keuntungan yang lainnya.

Seorang satisficer cenderung memutuskan sesuatu dengan cepat, tanpa banyak informasi, dan tidak banyak pertimbangan.

Mereka menyadari adanya kekurangan atau kendala dari setiap keputusan yang diambil sehingga memilih untuk tidak ambil pusing dan memilih keputusan yang “cukup baik”, walaupun belum tentu maksimal.

Tipe inilah yang cenderung memilih menu makanan yang sama setiap berganti restoran. Sebab baginya, makanan tersebut sudah relatif enak dan memuaskan.

Alhasil, keputusan yang diambil tidak selalu keputusan yang terbaik.

Bisa saja seseorang mencoba menu makanan yang lebih enak dari nasi goreng di restoran bintang lima.

Akan tetapi, ia lebih memilih menu yang sama dan tidak mencoba makanan terenak di restoran tersebut.

Lawannya: tipe maximizer atau si perfeksionis

Lawan dari tipe satisficer adalah tipe maximizer.

Apabila satisficer memiliki prinsip “hidup yang cukup”, maximizer mengejar prinsip “standar yang tinggi demi hasil yang maksimal”.

Dalam contoh kasus membeli mobil sebelumnya, tipe maximizer cenderung mengevaluasi keuntungan-keuntungan dari opsi yang ada dan memilih mobil dengan fasilitas terbaik.

Dengan kata lain, tipe ini mengambil keputusan dengan lebih cermat dan terinformasi dibandingkan tipe sebelumnya.

Namun, dari sini juga dapat dilihat bahwa tipe ini membutuhkan waktu yang lama dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan tipe satisficer.

Terkait memilih menu makanan, tipe ini lebih mungkin untuk membolak-balik buku menu, mencari informasi mengenai menu di internet, dan mencoba menu baru yang dianggap lebih enak daripada menu yang pernah dicoba sebelumnya.

Akan tetapi, tipe maximizer juga memiliki kelemahan, yaitu cenderung tidak mudah puas dan menyesali keputusan karena membayangkan pilihan lain yang lebih optimal.