Kisah Cinta Mengharukan Pria Nikahi Wanita yang Diselamatkannya dari Gempa Wenchuan 2008

Kisah cinta gempa Wenchuan

MALEINSPIRE.id – Sebuah kisah cinta yang melampaui batas waktu dan keadaan menghiasi pernikahan massal di Changsha, Provinsi Hunan, China, pada 29 November 2025.

Kisah ini melibatkan wanita bernama Liu Ximei, yang kini berusia 23 tahun, dan suaminya, Liang Zhibin, yang 12 tahun lebih tua darinya.

Kisah cinta mereka berawal dari sebuah momen penyelamatan heroik lebih dari 15 tahun silam.

Kisah cinta pria selamatkan wanita dari gempa Wenchuan 2008

Pada tahun 2008, gempa Wenchuan mengguncang dan menewaskan puluhan ribu jiwa di China. Liang Zhibin, yang saat itu masih berusia 22 tahun dan bertugas sebagai tentara, diterjunkan untuk operasi penyelamatan.

Salah satu korban yang berhasil ia selamatkan adalah Liu Ximei, seorang bocah perempuan berusia 10 tahun.

Liu terperangkap di lantai dua bangunan yang runtuh, terjepit di bawah besi dan puing-puing. Liang dan timnya bekerja keras menggali selama empat jam penuh sebelum akhirnya berhasil menarik Liu keluar dan membawanya ke rumah sakit.

Setelah pulih, Liu dan keluarganya kembali ke kampung halaman mereka di Zhuzhou, Hunan.

Liu Ximei mengenang momen tersebut,

“Selama bertahun-tahun, saya bahkan tidak bisa mengingat wajahnya dengan jelas. Yang tersisa hanya sosok samar di ingatan saya.”

Pertemuan kembali yang diatur takdir

Kisah cinta gempa Wenchuan

Takdir membawa mereka bertemu kembali secara tak terduga pada tahun 2020.

Saat itu Liu sedang makan malam bersama orangtuanya di sebuah restoran di Changsha. Ibu Liu tiba-tiba mengenali seorang pria di meja sebelah.

“Ia terlihat seperti tentara yang dulu menyelamatkanmu,” kata sang ibu.

Dengan keberanian, Liu menghampiri pria itu dan menyapa, “Kakak Liang? Benarkah ini kamu?”

Liang Zhibin mengakui bahwa ia sama sekali tidak mengenali Liu pada awalnya, karena Liu sudah banyak berubah sejak ia diselamatkan.

Malam itu, Liu mengambil inisiatif untuk menambahkan kontak Liang, dan ia yang memulai percakapan intens. Seiring berjalannya waktu, obrolan mereka berubah menjadi perasaan yang lebih mendalam.

Cinta yang melampaui rasa terima kasih

Liu Ximei menegaskan bahwa perasaannya bukanlah cinta yang lahir dari rasa balas budi atau gratitude.

“Semakin lama kami bersama, semakin saya yakin bahwa dia adalah orang yang bisa kupercayai seumur hidup,” kata Liu.

Ketulusan Liu perlahan meluluhkan hati Liang. Liang melihat Liu sebagai sumber kekuatan.

“Dia adalah cahaya dalam hidupku. Saat aku sedang terpuruk, semangatnya mengingatkanku bahwa hidup masih penuh harapan,” ujarnya.

Liang menyimpulkan, “Dulu, menyelamatkan orang adalah tugasku. Tetapi sekarang, aku benar-benar mencintainya. Dua hal yang berbeda.”

“Takdir memang ajaib. 12 tahun lalu aku menyelamatkannya. 12 tahun kemudian, dialah yang menyelamatkan hatiku,” sambung pria itu.

Kisah cinta mengharukan ini sontak menuai banjir doa dan pujian di media sosial China.

Warganet ramai menyebut kisah mereka sebagai “takdir yang ditentukan langit” dan “dongeng nyata yang menghangatkan hati,” merayakan cinta yang berawal dari reruntuhan dan berakhir di pelaminan.