Hidup Tanpa Media Sosial Lebih Baik, Menurut Studi

MALEINSPIRE.id – Di zaman era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang.

Namun, ada sebagian individu yang memilih untuk meninggalkan dunia maya sepenuhnya. Meskipun banyak yang mengira mereka akan kehilangan koneksi dan informasi, kenyataannya justru berbeda.

Mereka menemukan ketenangan, fokus, dan kebebasan dari hiruk-pikuk digital yang sering kali membebani pikiran.

Mengutip laman Geediting, orang-orang yang hidup tanpa media sosial mengembangkan kebiasaan unik yang dapat menjadi inspirasi.

Manfaat meninggalkan media sosial

Jika kamu pernah berpikir untuk mengurangi waktu online, beberapa manfaat berikut mungkin bisa menjadi motivasi.

Tidak mencari validasi dari like atau follower

Orang yang tidak menggunakan media sosial cenderung lebih percaya diri tanpa bergantung pada pengakuan orang lain. Mereka tidak peduli apakah unggahan mereka akan viral atau tidak.

Menurut studi, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan dan depresi, terutama bagi mereka yang mengandalkan validasi digital.

Dengan menghindari tekanan ini, mereka membangun rasa percaya diri berdasarkan pencapaian di dunia nyata, bukan dari jumlah like atau komentar.

Lebih hadir dalam interaksi sosial

Tanpa gangguan notifikasi, mereka lebih fokus dalam berinteraksi secara langsung. Mereka mendengarkan dengan lebih baik, memperhatikan ekspresi lawan bicara, dan merespons dengan lebih empati.

Studi menunjukkan bahwa komunikasi tatap muka meningkatkan kebahagiaan dan memperkuat hubungan sosial. Fokus pada interaksi nyata membuat mereka lebih mampu memahami emosi orang lain secara lebih mendalam.

Mempererat hubungan dengan orang terdekat

Alih-alih menghabiskan waktu berinteraksi dengan ratusan kenalan online, mereka memilih membangun hubungan yang lebih bermakna.

Makan malam bersama keluarga, berbincang dengan sahabat secara langsung, atau menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang terdekat menjadi prioritas utama.

Dengan demikian, hubungan mereka lebih erat dan bernilai dibanding hanya sekadar berbasa-basi melalui komentar atau pesan singkat.

Memiliki batasan sehat terhadap waktu pribadi

Banyak orang terjebak dalam kebiasaan doom-scrolling, menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial tanpa tujuan jelas.

Mereka yang hidup tanpa media sosial memiliki kontrol lebih baik terhadap waktu mereka. Mereka lebih fokus pada aktivitas produktif, seperti membaca, berolahraga, atau sekadar menikmati waktu istirahat tanpa distraksi digital.

Nyaman dengan kesunyian dan pikiran sendiri

Tanpa media sosial, mereka tidak merasa perlu mengisi setiap momen dengan distraksi. Kesunyian bukan sesuatu yang menakutkan, melainkan kesempatan untuk refleksi dan kreativitas.

Banyak ide brilian muncul dalam keheningan, bukan saat sibuk menelusuri feed media sosial. Hidup tanpa media sosial memungkinkan seseorang lebih mendengarkan suara hati dan memahami diri sendiri dengan lebih baik.

Menikmati pengalaman nyata tanpa tekanan

Tanpa keharusan membagikan setiap momen ke media sosial, mereka lebih memilih menikmatinya secara langsung.

Mereka tidak terjebak dalam tekanan untuk menampilkan kehidupan “sempurna” di dunia maya dan lebih fokus pada perjalanan hidup mereka sendiri.

Dengan demikian, mereka terhindar dari perbandingan sosial yang sering kali membuat seseorang merasa kurang cukup.