
MALEINSPIRE.id – Fenomena joki Strava tengah menjadi sorotan di kalangan pegiat olahraga, terutama pelari.
Praktik ini melibatkan orang lain yang berlari menggunakan akun Strava milik pengguna untuk mencatat waktu atau kecepatan yang mengesankan, meskipun pemilik akun tidak ikut dalam aktivitas tersebut.
Motivasinya sering kali didorong oleh kebutuhan akan validasi eksternal, demi mendapat pujian dari komunitas atau media sosial.
Menurut psikolog Ratna Yunita Setiyani Subardjo dari Universitas Aisyiyah Yogyakarta, banyak orang merasa bahwa nilai dirinya tergantung pada pengakuan orang lain.
Kecenderungan ini sering berakar dari masa kecil, seperti kurangnya perhatian orangtua, pengalaman penolakan, atau pola asuh yang terlalu kritis.
Meskipun validasi dari luar bisa memberikan kenyamanan sesaat, membangun harga diri semata-mata dari pengakuan orang lain bisa berdampak buruk dalam jangka panjang.
Dampak negatif dari haus pengakuan
Ratna mengungkapkan beberapa dampak negatif dari ketergantungan pada validasi eksternal:
1. Merusak harga diri
Orang yang terus mencari pujian cenderung merasa berharga hanya saat mendapat pengakuan. Jika tidak, mereka bisa merasa tidak cukup baik, dan ini merusak kepercayaan diri.
2. Mengganggu kesehatan mental
Fokus berlebihan pada penilaian orang lain membuat seseorang mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri. Ini bisa merusak hubungan dan memicu gangguan mental.
3. Sulit mengambil keputusan
Orang yang haus validasi cenderung ragu mengambil keputusan tanpa persetujuan orang lain. Akibatnya, mereka kehilangan kemandirian dan kepercayaan pada intuisi sendiri.
4. Rentan stres dan depresi
Usaha untuk memenuhi ekspektasi orang lain secara terus-menerus menciptakan tekanan emosional. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan kelelahan mental, kecemasan, bahkan depresi.
Ratna menyarankan agar kita membangun harga diri dari dalam, bukan dari penilaian luar. Menurutnya, “Sedikit validasi dari luar memang wajar, tapi jika terus-menerus mengandalkannya, kita bisa kehilangan jati diri.”
Fenomena joki Strava menjadi pengingat bahwa penting untuk kembali fokus pada proses, konsistensi, dan penghargaan terhadap diri sendiri —bukan sekadar angka dan pujian.