
MALEINSPIRE.id – Setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk move on dari kandasnya hubungan asmara. Ada yang lama, namun ada pula yang sebentar.
Banyak orang mengatakan bahwa pria umumnya bisa move on lebih cepat karena berbagai hal. Misalnya, pria dinilai mudah mendapatkan pasangan atau pacar baru yang bisa mengobati kesedihannya.
Tapi sebenarnya tak sedikit juga pria yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk move on. Semua tergantung pada seberapa lama dan berarti hubungan sebelumnya.
Berdasarkan data survei Singles in America dari aplikasi Match, pria umumnya lebih cepat melupakan putus cinta.
Match mensurvei lebih dari 5.000 responden, kemudian menemukan bahwa separuh peserta pria bisa move on dari patah hati dalam waktu satu bulan, sementara rata-rata wanita membutuhkan waktu empat bulan.
“Kemungkinan ada beberapa alasan untuk hal ini,” kata psikolog klinis Ramani Durvasula, PhD, seperti dikutip laman Glamour.
Menurutnya, pria tidak dibiasakan untuk melakukan komunikasi emosional dengan cara yang sama seperti wanita.
Selain itu, hubungan mungkin seringkali memiliki fungsi yang berbeda untuk pria, dan pada usia yang lebih muda, mereka tidak merasakan tekanan yang sama tentang pernikahan.
Pria yang lebih cepat move on mungkin juga pandai mengkotak-kotakkan diri, yang berarti mereka dapat menempatkan hubungan lama di masa lalu dan melihat pengalaman kencan yang baru apa adanya, sesuatu yang baru dan berbeda.
Juga, pria mungkin lebih bisa memandang seks sebagai hubungan fisik, daripada sesuatu yang emosional.
Kendati demikian, sikap mereka yang seolah sudah move on bisa saja merupakan strategi untuk menutupi kesedihan.
Terapis pernikahan dan keluarga, David Klow menungungkapkan bahwa dalam hal putus cinta, move on lebih cepat belum tentu lebih baik.
“Bagi kita, meluangkan waktu dan memproses kehilangan atau penolakan sebenarnya lebih sehat daripada bergerak maju dengan cepat,” katanya.
Itulah mengapa para ahli mengatakan bahwa sebaiknya kita move on dari putus cinta dengan cara yang terasa alami.
Sebaliknya, Durvasula merekomendasikan untuk tetap sibuk, curhat dengan teman, memanjakan diri sendiri, dan menghabiskan waktu dengan orang lain.
“Kita tidak bisa terburu-buru menyembuhkan patah hati. Tapi, patah hati selalu menyembuhkan dan memberi ruang untuk sesuatu yang lebih baik,” ujar Durvasula.
“Lebih baik menyembuhkan secara alami daripada membohongi diri sendiri dan dunia bahwa kita telah move on lebih cepat dari waktu yang seharusnya.”