MALEINSPIRE.id – Kota Varosha di Cyprus merupakan representasi nyata dari sejarah yang kompleks, konflik politik yang rumit, dan kontroversi yang belum terselesaikan terkait rencana pembukaan kembali wilayahnya.
Pada masa lalu, Varosha dikenal sebagai salah satu destinasi pantai paling mewah di Cyprus, yang menarik wisatawan dengan pantai berpasir putih, resor mewah, dan kehidupan malam yang gemerlap.
Namun, situasi berubah drastis pada tahun 1974.
Selama invasi Turki ke Cyprus Utara, penduduk Varosha diperintahkan untuk mengungsi dan meninggalkan kota secara mendadak.
Sejak saat itu, daerah tersebut dibatasi oleh garis demarkasi yang memisahkan Cyprus Utara (diduduki Turki) dan Cyprus Selatan (dihuni etnis Yunani).
Pasca peristiwa tersebut, Varosha dibiarkan kosong dan terbengkalai, menjadi simbol bisu dari konflik etnis yang belum terselesaikan antara Yunani dan Turki di Cyprus.
Bangunan tinggi, hotel mewah, dan restoran yang dahulu ramai kini menyisakan reruntuhan yang menyedihkan, ditutupi jendela pecah dan tanaman liar.
Varosha jadi kota hantu selama lima dekade

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan serangkaian resolusi yang menuntut agar Varosha dikembalikan kepada penduduk aslinya.
PBB juga menentang keras upaya apa pun untuk membuka kembali kota tersebut tanpa persetujuan dari pemilik properti yang sah.
Meskipun demikian, pada tahun 2020, pemerintah Turki mengumumkan rencana untuk membuka kembali sebagian dari Varosha untuk pertama kalinya sejak tahun 1974.
Keputusan ini sontak menimbulkan kekhawatiran dan memicu protes di tingkat internasional.
Langkah sepihak ini tidak hanya meningkatkan ketegangan diplomatik antara pemerintah Cyprus dan Turki, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang hak kepemilikan properti, perlindungan warisan budaya, dan stabilitas regional di kawasan Timur Tengah.
Kota ini tetap menjadi saksi bisu dari sejarah yang rumit dan kontroversi yang membingungkan, mencerminkan kompleksitas hubungan etnis dan politik di pulau Cyprus.
Meskipun harapan untuk melihat kota ini pulih kembali menjadi destinasi wisata indah di masa lalu masih ada, tantangan untuk mengatasi konflik mendasar tetap menjadi tugas besar bagi komunitas internasional.