MALEINSPIRE.id – Banyak makanan populer di dunia memiliki nama yang membuat orang salah paham.
Ada yang terdengar elegan, ada pula yang justru menyeramkan. Namun begitu dicicip, rasanya sering kali jauh dari dugaan.
Menariknya, beberapa makanan populer ini bahkan sama sekali tidak mengandung bahan yang disebut dalam namanya atau berasal dari tempat yang tercantum di judulnya.
Baca juga: Benarkah Terong Goreng Bisa Menyebabkan Hipertensi? Ini 3 Faktanya
Makanan populer yang rasanya ‘menipu’
Dari Asia hingga Amerika, berikut lima makanan populer dengan nama menipu yang kerap mengecoh penikmat kuliner.
1. Lion’s head: besar seperti singa, tapi tanpa daging singa
Mendengar nama Lion’s head, banyak orang mungkin membayangkan hidangan eksotis. Padahal, makanan khas Provinsi Jiangsu, China ini hanyalah bola daging babi berukuran besar yang disajikan dengan kubis napa dan kuah bening gurih.
Bentuk bulatnya menyerupai kepala singa, sementara lembaran kubis di sekelilingnya dianggap seperti surai.
Lebih dari sekadar sajian lezat, Lion’s head juga mempunyai makna simbolis.
Dalam budaya China, singa melambangkan keberanian dan kehormatan. Karena itu, hidangan ini sering disajikan dalam perayaan penting seperti Tahun Baru Imlek sebagai simbol kemakmuran dan kekuatan.
2. French fries: Nama Prancis, asalnya dari Belgia
Siapa yang tak mengenal kentang goreng atau French fries? Meski namanya mengandung kata “French”, makanan populer ini justru diyakini berasal dari Belgia.
Sejak abad ke-17, warga di sepanjang Sungai Meuse sudah menggoreng potongan kentang sebagai pengganti ikan di musim dingin.
Ketika tentara Amerika datang ke wilayah Belgia berbahasa Prancis, mereka menyebutnya French fries karena mengira makanan itu berasal dari Prancis.
Dari sinilah istilah tersebut populer dan akhirnya menjadi nama global bagi kentang goreng yang kita kenal sekarang.
Baca juga: 5 Makanan Tradisional Khas Perayaan 17 Agustus, Apa Saja Ya?
3. Hamburger: bukan dari ham, tapi dari Hamburg
Banyak orang mengira hamburger berasal dari kata “ham” (daging babi). Padahal, nama ini merujuk pada kota Hamburg di Jerman.
Di kota pelabuhan itu, daging sapi cincang menjadi menu populer di kalangan pelaut. Ketika imigran Jerman membawa resepnya ke Amerika, daging itu kemudian disajikan di antara dua roti bundar —lahirlah hamburger modern.
Kini, hamburger telah berevolusi menjadi ikon kuliner global, melahirkan variasi seperti cheeseburger, double patty burger, hingga vegan burger. Meski namanya membingungkan, kelezatannya tak perlu diragukan.
4. Crab Rangoon: bernama Myanmar, lahir di Amerika

Meski mengusung nama “Rangoon” (kini Yangon, ibu kota Myanmar), Crab Rangoon bukanlah makanan tradisional Asia Tenggara.
Hidangan ini justru lahir di Amerika pada era 1950-an dan populer di restoran Chinese-American.
Isinya pun bukan kepiting asli, melainkan campuran keju krim, daun bawang, dan kepiting imitasi yang dibungkus kulit wonton lalu digoreng.
Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam membuat Crab Rangoon digemari pecinta camilan gurih di seluruh dunia.
Baca juga: 5 Makanan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024
5. Sweetbreads: nama manis, rasa gurih dari organ dalam

Nama Sweetbreads mungkin terdengar seperti roti manis, padahal sama sekali bukan.
Makanan populer khas Eropa ini justru terbuat dari kelenjar timus atau pankreas sapi dan domba. Setelah direbus dan digoreng, bagian ini menghasilkan tekstur renyah di luar namun lembut di dalam.
Kata “sweet” merujuk pada rasa alami daging yang lembut, sementara “bread” berasal dari istilah kuno untuk tekstur padat.
Meski terdengar ekstrem, sweetbreads menjadi favorit di restoran fine dining dan sering disajikan dengan saus truffle atau anggur putih.