
MALEINSPIRE.id – Di tengah tren gaya hidup sehat, detoks sering disebut sebagai solusi instan untuk membersihkan tubuh dari racun, menurunkan berat badan, atau memulihkan diri setelah pola makan yang buruk.
Namun, para ahli menyarankan untuk berhati-hati dan tidak serta-merta mempercayai klaim tersebut.
Menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), detoks biasanya diklaim dapat menghilangkan racun dari tubuh dan meningkatkan kesehatan.
Namun, apa yang dimaksud dengan “racun” dalam konteks ini sering kali tidak dijelaskan secara gamblang.
Metode detoks sangat beragam, mulai dari puasa, konsumsi jus, herbal, dan suplemen, hingga sauna.
Dalam dunia medis, istilah detoks sebenarnya memiliki arti khusus, seperti proses mengatasi ketergantungan alkohol atau penggunaan terapi kelasi untuk menghilangkan logam berat dari tubuh.
Namun, detoks dalam bentuk teh, jus, atau pil yang banyak dijual saat ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
“Tubuh kita sudah memiliki sistem detoksifikasi alami seperti hati, ginjal, paru-paru, kulit, dan saluran pencernaan yang bekerja 24 jam,” papar Scott Keatley, RD, ahli gizi dari Keatley Medical Nutrition Therapy.
Jamie Alan, PhD, pakar toksikologi dari Michigan State University, juga menegaskan bahwa saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitas metode cleanse atau detoks untuk orang sehat.
Bahkan, beberapa tren detoks justru berbahaya, seperti tren di TikTok yang menganjurkan konsumsi atau mandi dengan boraks —zat kimia rumah tangga yang dapat menyebabkan iritasi, muntah, hingga diare.
Penggunaan arang aktif atau n-asetilsistein juga sering diklaim dapat membantu detoks harian.
Akan tetapi, menurut pakar kesehatan Dr Kelly Johnson-Arbor, manfaatnya hanya terbukti pada kasus tertentu seperti keracunan, bukan untuk pemakaian umum.
Jika kita merasa tubuh perlu detoks, para ahli menyarankan untuk tidak mengikuti gimmick berisiko.
Sebaliknya, fokuslah pada pola makan seimbang, konsumsi serat dari buah, sayur, dan biji-bijian, minum cukup air, batasi alkohol, tidur cukup, dan rutin berolahraga.
Jika keluhan tidak membaik, segera konsultasikan ke dokter, karena gejala seperti lemas atau tidak bertenaga bisa jadi menandakan kondisi medis seperti gangguan tiroid, diabetes, atau ketidakseimbangan elektrolit.
“Detoks medis memang ada, tapi itu dilakukan di rumah sakit —bukan di dapur rumah Anda,” tutur Keatley.