Peran Penting Ayah untuk Mencegah Fatherless pada Anak

father and son relationships, colorful nature

MALEINSPIRE.id – Ketiadaan figur ayah dalam pengasuhan anak atau fatherless menjadi tantangan serius bagi keluarga Indonesia.

Data dari UNICEF dan BPS menunjukkan hampir 20 persen anak Indonesia tumbuh tanpa peran ayah karena perceraian, kematian, atau pekerjaan yang memisahkan mereka dari keluarga.

Kondisi ini ikut menyumbang lonjakan gangguan mental remaja, yang sebagian besar tidak terdeteksi orangtua.

Sayangnya, hanya sebagian kecil ayah yang aktif terlibat dalam pengasuhan.

Menanggapi hal ini, BKKBN meluncurkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), yang mendorong keterlibatan ayah secara utuh dalam kehidupan anak sejak dini.

Salah satu bentuk kampanyenya adalah mendorong ayah untuk mengantar anak di hari pertama sekolah sebagai simbol keterlibatan.

Dosen Psikologi Unika Soegijapranata, Christine Wibowo, menyambut baik gerakan ini.

Ia menilai kehadiran ayah tidak boleh berhenti di hari pertama sekolah saja, tetapi harus berlanjut dalam keseharian.

Christine menegaskan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas ibu.

Menurutnya, ada tiga peran penting ayah untuk mencegah anak tumbuh dalam kondisi fatherless.

Pertama, ayah harus mencukupi kebutuhan hidup keluarga sebagai pencari nafkah.

Meski penting, peran ini tidak boleh berhenti pada aspek ekonomi semata.

Kedua, ayah berperan dalam mendidik karakter anak melalui keteladanan.

Karakter anak terbentuk dari apa yang dilihat dan diteladani sehari-hari, seperti etos kerja, etika, dan cara ayah menghadapi kegagalan.

Christine menyebut, nasihat bukan satu-satunya cara mendidik. Justru, sikap dan tanggapan ayah terhadap tantangan hidup adalah pelajaran penting bagi anak.

Ketiga, ayah harus mencintai dan menyayangi keluarganya, termasuk menunjukkan kasih sayang dan menghormati ibu dari anak-anaknya.

Christine menekankan bahwa tiga peran ini adalah satu kesatuan utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Jika salah satunya tidak terpenuhi, anak dapat merasakan kekosongan emosional yang membekas dalam jangka panjang.

Ia menambahkan, sementara peran ibu cenderung fokus pada pengasuhan dan perawatan, peran ayah lebih kuat dalam membentuk karakter dan fondasi mental anak.

Dengan menjalankan ketiga peran ini, seorang ayah berkontribusi langsung terhadap tumbuhnya anak yang sehat secara emosional, bertanggung jawab, dan mampu menyelesaikan konflik dalam hidupnya.